Foto: trobos
Secara teknis, penggunaan HDPE bisa memberikan manfaat berjangka panjang karena daya tahannya dan aplikasinya yang cukup mudah
Dalam kehadirannya, banyak bidang usaha yang ikut terbantu dengan adanya plastik geomembran, khususnya dunia perikanan. Riana Soesilo, Customer Relation Manager PT Kencana Tiara Gemilang -salah satu produsen penghasil HDPE- menjelaskan, geomembran yang dapat digunakan pada tambak antara lain geomembran HDPE (High Density Polyethilene) dan LLDPE (Linear Low Density Polyethylene). HDPE geomembran adalah lembaran yang terbuat dari plastik polyethylene dengan kepadatan yang tinggi serta memiliki struktur yang fleksibel dan kedap air.
“Penggunaan HDPE geomembran di budidaya perikanan dapat membantu mengurangi penumpukan material organik pada dasar kolam. Karena tumpukan material organik di dasar kolam apabila menyentuh tanah dapat menimbulkan berbagai penyakit dan terbentuknya gas-gas beracun,” terang Riana.
Tak heran, tambah Riana, HDPE geomembran banyak digunakan untuk melapisi kolam pada budidaya perikanan. “HDPE geomembran sangat mudah dibersihkan dan dikeringkan setelah pengosongan kolam karena HDPE geomembran memiliki permukaan yang cukup halus,” ucapnya.
Standar HDPE untuk Perikanan
Dalam penggunaan langsung di lapangan, secara umum menurut Yoppie, terdapat standar produk HDPE untuk kolam dan tambak. Yaitu, HDPE haruslah yang terbukti kuat, ulet, awet, tahan lama, mudah dalam pemasangan serta proses perbaikan dan transportasi barang.
Kondisi lahan yang akan dipasang HDPE pun mempengaruhi rekomendasi ketebalan HDPE. Jika kondisi lahan bagus, halus, tidak ada kerikil atau pasir, cukup menggunakan ketebalan mulai dari 200 micron (0,2 milimeter atau mm). Tetapi seandainya kondisi tanahnya berbatu kecil atau lumpur, minimum penggunaan plastik HDPE mulai dari 300 micron,” terang Yoppie.
Diamini Yenny yang turut menerangkan tentang ketebalan plastik. “Dimana ketebalan plastik sangat berpengaruh pada tambak atau kolam karena harus disesuaikan dengan kondisi tanahnya. Misalnya tanah berbatu tidak bisa dipasang dengan plastik ketebalan 0,3 mm jadi harus dilakukan treatment (perlakuan) terlebih dahulu sebelum plastik dipasang,” ungkap Yenny. Standar produk HDPE untuk digunakan di kolam atau tambak adalah dengan ketebalan minimal 0,3 mm sampai 0,75 mm menyesuaikan kondisi lahan yang akan dijadikan tambak atau kolam.
Lebih khususnya, jelas Riana, terdapat perbedaan penerapan ketebalan HDPE untuk tambak garam dengan tambak ikan atau udang. Yaitu, plastik HDPE ketebalan 300 micron untuk aplikasi tambak garam; disisi lain, plastik HDPE ketebalan 500 micron untuk aplikasi tambak ikan atau udang.
Daya Tahan
Dalam pemanfaatannya, Yoppie menjelaskan, perkiraan ideal penggunaan HDPE 300 micron untuk masa 3 tahun. Sementara untuk HDPE 500 micron untuk masa 5 tahun. Karena kuncinya adalah pengolahan lahan dan persiapan lahan, dimana semakin bagus persiapan dan kondisi lahan akan memperpanjang usia plastik HDPE.
Agar daya tahannya maksimal, Yoppie pun menerangkan pembudidaya harus meminimalisir potensi kerusakan plastik HDPE. “Sebagai contoh dengan mengurangi gesekan dalam pemasangan kincir; tidak menggunakan bahan kimia yang keras dan berbahaya; serta cara panen yang baik sehingga meminimalisir potensi rusaknya plastik HDPE,” ungkapnya.
Yenny pun menambahkan agar manfaatnya awet, setelah panen HDPE langsung disemprot dan dibersihkan. Bahkan, kondisi kolam yang memakai HDPE tidak boleh sering dikosongkan tanpa ada airnya, karena lebih sering kena air elasitas HDPE lebih terjaga. “Untuk HDPE yang sering terisi air tidak dibiarkan kering tanpa air akan tahan lebih lama. Contohnya untuk ketahanan HDPE 0,5 mm; daya tahannya bisa lebih dari 5 tahun,” bebernya.
Selain itu, Yenny menambahkan, kondisi tanah sebelum dilapisi plastik harus sudah bersih dari benda-benda yang tajam dan runcing. “Kadang menjadi tantangan HDPE sobek karena kena benda tajam. Maka cara mengatasinya dengan di-repair (perbaikan) menggunakan alat pemanas kemudian ditutup yang bagian sobeknya,” bebernya.
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Aqua Edisi-86/15 Juli – 14 Agustus 2019