Yayuk Sugianti & Prof Krismono: Selamatkan Migrasi Sidat dengan Eelway

Yayuk Sugianti & Prof Krismono: Selamatkan Migrasi Sidat dengan Eelway

Foto: dok. yayuk sugianti


Eelway merupakan suatu alat bantu jalur ikan sidat stadia glass eel/elver dalam melakukan migrasi dari hilir ke hulu, karena stadia ini ketahanan hidup rendah
 
 
Bendungan atau dam adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi menampung air dan meninggikan level muka air. Bendungan antara lain digunakan untuk keperluan irigasi, pembangkit listrik tenaga air, air minum, menanggulangi banjir, rekreasi, perikanan dan lain sebagainya. 
 
 
Di samping manfaat yang besar terdapat juga beberapa kekurangan dari bangunan tersebut. Bahkan dikhawatirkan berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan. Karena diketahui kontruksi bangunan melintang sungai seperti bendung di seluruh pelosok tanah air pada umumnya masih menggunakan tipe bangunan permanen melintang badan sungai, sehingga seluruh tampang sungai tertutup bangunan tersebut. 
 
 
Interupsi oleh bangunan melintang sungai tersebut memiliki dampak negatif terhadap ekologi sungai yang bersangkutan secara signifikan, secara langsung akan mempengaruhi sumber daya alam hayati yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah ikan, terutama ikan-ikan yang melakukan migrasi dalam rangka bereproduksi, mencari makan dan menyelesaikan siklus hidup nya. 
 
 
Migrasi Sidat
Ikan sidat (Anguilla spp) adalah ikan ‘katadromous’ yaitu ikan yang melakukan migrasi dengan menghabiskan waktu hidup di perairan tawar dan kemudian bergerak kembali ke laut untuk bertelur. Sungai menjadi habitat penting untuk keberlangsungan hidupnya, karena setelah menetas, larva sidat akan bergerak dari perairan laut memasuki perairan tawar dalam hal ini sungai menjadi glass eel (benih sidat). 
 
 
Perubahan dari glass eel ke stadia sidat berpigmen, yaitu elver, yellow eel dan silver eel (sidat dewasa) dari hilir ke hulu di perairan tawar membutuhkan waktu selama beberapa tahun. Sehingga pembangunan bendungan di sungai akan berimbas pada migrasi ikan sidat tersebut.
 
 
Sungai-sungai di pesisir selatan Sukabumi, Jawa Barat sendiri memiliki potensi besar terkait sumber daya ikan sidat. Namun rencana pembangunan beberapa bendung dan waduk tahun 2017 - 2034 di pesisir selatan, Jawa Barat (Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, 2018) dikhawatirkan akan mempengaruhi migrasi dan sumber daya ikan sidat.
 
 
Teknologi Eelway
Mengantisipasi kondisi tersebut, kita perlu memastikan kelangsungan hidup dari spesies ini untuk generasi mendatang. Teknologi rekayasa habitat yang dapat digunakan untuk merekayasa jalur migrasi sidat dari hilir ke hulu sungai untuk melewati bangunan melintang tersebut adalah dengan membuat eelway (jalur sidat). Eelway adalah satu bentuk fishway (jalur ikan) yang diperuntukan khusus untuk ikan sidat. 
 
 
Eelway bertujuan untuk menyelamatkan populasi ikan Sidat yang ruayanya terhalang oleh gangguan alam maupun manusia. Hal ini supaya migrasi ikan sidat dari laut ke sungai dan atau danau/air tawar serta sebaliknya dapat berjalan lancar. Tetapi teknologi ini bisa juga digunakan sebagai alat tangkap, sehingga penggunaannya perlu ada peraturan yang mengaturnya. 
 
 
Sebenarnya kalau di negara lain teknologi fishway sudah banyak dikembangkan. Biasanya dibuat untuk membantu ikan-ikan yang migrasinya terganggu seperti salmon dan trout akibat pembangunan bendungan atau bangunan melintang.
 
 
Beberapa hal yang menjadi informasi kunci untuk membuat desain dari eelway adalah kita perlu memperhitungkan sifat biologi ikan sidat secara khusus, karakteristik migrasinya serta kemampuan renangnya. Migrasi awal menjadi kondisi paling rentan karena biasanya glass eel/elver yang memasuki perairan estuari dengan ukuran ± 70 mm dan berat 0.3 gr bukanlah perenang yang aktif. 
 
 
Selain itu selama perjalanan migrasi elver/glass eel akan berlindung di substrat (lumpur bercampur pasir) atau sumber perlindungan oportunistik pada siang hari untuk menghindari pemangsaan. Tubuh ikan sidat yang licin juga membutuhkan substrat kasar untuk bisa memudahkannya bergerak.
 
 
Dari hasil pengamatan di lapangan maka dibuatlah satu desain eelway yang bertujuan untuk menyajikan gambaran suatu alat bantu jalur ikan sidat stadia glass eel/elver dalam melakukan migrasi dari hilir ke hulu, karena stadia ini termasuk stadia dengan ketahanan hidup yang rendah. Sedangkan untuk silver eel (sidat dewasa) yang bergerak turun untuk memijah ke laut tidak membutuhkan fishway khusus seperti stadia glass eel/elver, yang perlu diperhatikan hanya substrat dasar yang kasar untuk memudahkan sidat bergerak.
 
 
Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) Kementerian Kelautan dan Perikanan,, sudah melakukan penelitian sidat dari tahun 2010 di Sungai Poso, Sulawesi Tengah. Melalui penelitian tersebut bahkan juga memberikan masukan terkait fishway ketika PLTA Sulewana dibangun. Sementara penelitian untuk desain eelway sendiri, baru kita mulai tahun 2019.
 
 
Untuk mewujudkan dan menyempurnakan alat ini bisa jadi, sebenarnya perlu kerjasama dengan pihak terkait dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini karena desain yang kita buat dasarnya baru dari sisi ekologi dan biologi sidat.
 
 
Biaya pembuatan alat besarnya tergantung besarnya perairan yang akan digunakan utk menerapkan teknologi ini. Teknologi ini dapat dibuat oleh kita sendiri karena bahan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
 
 
Strategi untuk dapat memanfaatkan eelway sesuai tujuan perlu ada aturan. Pertama, siapa yang boleh memasang eelway, ukuran eelway, dimana eelway bisa dipasang, kapan eelway dipasang, serta ukuran dan kapasitas yang ditangkap kalau sebagai alat tangkap.
 
 
Desain & Cara Kerja
Desain eelway yang kita kembangkan juga merupakan pengembangan dari desain-desain yangg sudah ada. Namun tentunga kita sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang kita temukan di lapangan.
 
 
Desain kontruksi eelway, terdiri dari (1.) jalur jalan glass eel/elver berbentuk persegi panjang, dimana pada bagian alasnya di beri media substrat kasar dan berserabut dan dilengkapi penutup; (2.) kolam peristirahatan, sebagai tempat glass eel/elver beristirahat untuk kemudian merangkak naik kembali; (3.) tangki perangkap yang berfungsi untuk menampung glass eel/elver yang naik; (4.) tangki rilis berfungsi sebagai penampung  sekaligus melepaskan glass eel/elver ke perairan dan (5.) pompa hidram yaitu sistem pengairan pompa tanpa listrik yang memanfaatkan energi kinetik air yang meluncur kebawah dan di pompa keatas untuk mengairi seluruh badan dari eelway tersebut. 
 
 
Jalur jalan glass eel/elver merangkak berbentuk persegi panjang dengan sudut kemiringan 20˚– 45˚ sepanjang 2.5 meter. Pada bagian alasnya diberi media substrat kasar dan berserabut, jarak serabut yang dipergunakan sebagai substrat pada bagian ini menyesuaikan, untuk glass eel/elver mempunyai jarak satu sama lain 7 mm, sedangkan untuk sidat diatas ukuran glass eel/elver jaraknya 14 mm. 
 
 
Jalur tersebut dilengkapi penutup berbentuk setengah lingkaran memanjang sepanjang jalur yang berguna untuk melindungi glass eel/elver yang bergerak naik dari pemangsaan. Penutup dapat dibuka tutup dengan sistem engsel serta terdapat jendela monitor pada ujungnya. 
 
 
Jenis bendungan sendiri berbeda-beda, ada bendungan rendah (tinggi ± 7 - 15 m), bendungan sedang (tinggi ± 15 - 20 m) dan bendungan tinggi (tinggi ± > 20 m). Sehingga kita perlu memperhitungkan tempat perisitirahatan untuk glass eel/elver yang naik pada saat kita mendesain eelway. Tangki peristirahatan pada eelway ini berentuk persegi empat dengan ukuran 1.3 x 1.3 meter dimana terdapat celah pada pojok salah satu bagian dinding sebagai jalan masuk glass eel/elver dan juga sebagai pembuangan air dari tangki peristirahatan.
 
 
Tangki perangkap dengan ukuran 1.5 x 0.9 meter beralaskan media substrat kasar untuk memudahkan glass eel/elver naik, pada bagian bawah ujungnya terbuka sehinga glass eel/elver bisa langsung jatuh dan masuk ke tangki rilis. Tangki rilis sendiri berukuran 2.5 x 0.9 meter untuk menampung sekaligus melepaskan atau membuang glass eel/elver yang sudah tertampung dan juga terdapat lubang pembuangan air pada ujung dinding serta pada bagian bawah pada ujung tangki rilis. 
 
 
Terdapat juga lempengan plat katup untuk memindahkan pembuangan air yang dioperasikan manual dengan sistem engsel. Penilaian dari efektivitas eelway sendiri bisa dilihat dari jumlah glass eel/elver yang berhasil naik dan tertampung di tangki perangkap. Namun sayang nya, terkadang bagian dari eelway ini malah digunakan sebagai alat tangkap. Sehingga untuk antisipasinya, dalam desain eelway ini tangki rilisnya dilengkapi corong berbentuk prisma segi empat pada bagian bawah ujung tangki agar glass eel/elver mudah keluar dan tidak dapat kembali lagi.
 
 
Eelway ini dilengkapi dengan sistem pengairan pompa tanpa listrik yang disebut pompa hydram dengan memanfaatkan energi kinetik air yang meluncur kebawah dan dipompa ke atas untuk mengairi seluruh badan dari jalan sidat tersebut. Kecepatan aliran air pada jalan sidat dikontrol dengan menyesuaikan kemampuan berenang glass eel/elver yaitu 0.60 - 0.90 m/s.
 
 
Pada saat meletakan eelway di bendungan, kita juga perlu melihat kebiasaan pergerakan glass eel/elver memasuki perairan sungai dari laut. Hal yang bisa kita lakukan adalah melihat posisi kebiasaan nelayan penangkap glass eel/elver yang biasa ramai melakukan aktivitas penangkapan di perairan pada saat bulan gelap. Karena bulan gelap atau diyakini sebagai penanda kemunculan glass eel. Dalam penyempurnaannya, desain ini perlu dilengkapi dengan data teknis seperti debit banjir rancang bendung, dimensi bendung dan topografi.
 
 
 
*Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan
 BRSDM KP-KKP
 

 
Aqua Update + Akua Tekno + Cetak Update +

Artikel Lain