Pertama di Indonesia Balai Riset Budidaya Ikan Hias Kembangkan Pakan Ikan Rendah Karbon

Pertama di Indonesia Balai Riset Budidaya Ikan Hias Kembangkan Pakan Ikan Rendah Karbon

Foto: 


Sukses kembangkan low carbon feedsebagai solusi sisa organik makanan dan sumber protein dalam pakan

 

Lonjakan jumlah penduduk bumi sebesar 7,9 miliar orang mendorong peningkatan permintaan protein untuk kebutuhan umat manusia. Perikanan budidaya berdiri pada baris terdepan dalam menyuplai kebutuhan protein hewani.

 

Namun seiring perkembangannya, industri perikanan budidaya mengalami kendala yang sangat besar. Yakni ketersediaan bahan baku pakan ikan dalam jumlah yang mencukupi, kualitas yang baik, dan harga yang terjangkau.

 

Di sisi lain,  lonjakan jumlah penduduk di Indonesia  menyebabkan peningkatan kebutuhan protein. Yang akibatnya, terjadi peningkatan volume timbunan sisa aktivitas manusia sebanyak 170.000 ton per hari.

 

Kurang lebih 40% dari volume timbunan  tersebut merupakan sisa organik makanan atau food waste. Jika tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk terhadap kesehatan.

 

Teknologi  LoCa Feed

Maka dari itu diperlukan  solusi dalam mengatasi permasalahan krisis nutrisi pada industri perikanan budidaya dan nutrisi yang terbuang sia-sia pada tumpukan sampah organik. Untuk itulah kehadiran teknologi biokonversi menjadi sebuah solusi.

 

Teknologi biokonversi menciptakan nutrisi dalam bentuk baru yang dikenal dengan istilah MAGOT. Teknologi ini memanfaatkan kekayaan biodiversitas Indonesia, yakni larva dari serangga Black Soldier Fly (Hermetia illucens).

 

Dalam mendukung teknologi ini, Balai Riset Budidaya Ikan hias (BRBIH) Depok-Jawa Barat membangun Miniplant of Low Carbon Feed Indonesia. Produk yang dikembangkan dalam kegiatan ini adalah Low carbon feed (LoCa feed).

 

LoCa Feed adalah produk pakan ikan yang membatasi pengaruh lingkungan yang berasal dari proses produksi, pengolahan, persiapan, transportasi, pengemasan, hingga limbah. Beberapa produk yang sudah dihasilkan LoCa Feed adalah LoCaPelet, LoCaPowder, LoCaGranul, dan LoCaDried serta produk samping bekas budidaya magot (LoCaSoil) sebagai pupuk tanaman.

 

Diharapkan dengan hadirnya berbagai produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan sumber protein pakan ikan, unggas dan hewan ternak serta telah menerapkan prinsip blue economy. Ini akan mengukuhkan visi, bahwa produksi magot akan menjadi kekuatan ekonomi baru bagi Indonesia.

 

 Hal ini sejalan dengan program prioritas KKP dalam menerapkan Blue Economy. Dan, mendukung implementasi ASEAN Blue Economy Framework yang resmi diadopsi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta pada (5-7/9).

 

BRBIH Pionir Biokonversi

BRBIH adalah pionir dan perintis pengembangan teknologi biokonversi magot menggunakan sisa organik makanan di Indonesia. Sebagai bentuk dukungan, juga dilakukan kegiatan ‘Olah Kembali Sisa Organik Makanan bersama Magot (OkeSobat)’.

 

Dalam kegiatan ini tim BRBIH telah berkolaborasi dengan berbagai hotel dan restoran untuk pengadaan bahan baku sebagai media budidaya magot. Hal ini turut mendukung penanggulangan sampah organik di masyarakat. 

 

Setiap harinya Tim Facility Care BRBIH mangambil sisa makanan organik di berbagai hotel dan restoran menggunakan MagCar, armada yang dirancang khusus untuk mengangkut sampah organik ke Smart Magot Center. Disinilah sampah organik tersebut di-treatment dan dikonversi dengan menggunakan magot. Sehingga, tercipta berbagai produk turunan yang memiliki keunggulan diantaranya berprotein tinggi, tahan lama, bebas patogen, dengan harga terjangkau dan tentunya dengan metode yang rendah emisi (Low Carbon).

 
Aqua Update + Advertorial Aqua + Cetak Update +

Artikel Lain