Potret Tambak Semi Intensif Madura

Potret Tambak Semi Intensif Madura

Foto: asep


Dengan sistem budidaya udang semi intensif yang dilakukan oleh Thoriq saat ini, produktivitas tambaknya bisa mencapai 15 – 17 ton per hektar

 

 

Potret tambak udang kali ini masih mengangkat pertambakan udang di pulau garam, Madura. Lahan pertambakan di Madura selama ini memang identik dengan tambak garam. Tetapi ternyata, tambak udang juga menghiasi beberapa titik pantai-pantai di Madura. Skala produksinya pun beragam, dari semi intensif hingga intensif. Dari tambak terpal berukuran kecil (300 - 1.000 m2) hingga tambak-tambak besar seperti pada umumnya (2.000 - 3.500 m2).

 

Setelah mengulas tambak intensif di ujung timur Madura pada edisi sebelumnya, tim TROBOS Aqua juga berkesempatan mengunjungi tambak semi intensif milik petambak lokal asli Madura. Tambak yang dikunjungi Trobos Aqua kali ini berlokasi di Desa Sendang, Pragaan, Kabupaten Sumenep. Pemilik tambak, Thoriq Bara Nusantara, memilih menerapkan sistem semi intensif pada budidaya udangnya. “Di sini masih semi intensif,” jelas Thoriq membuka percakapan.

 

Dikelola secara turun temurun, tambak udang ini kurang lebih sudah berumur 30 tahun. Dimulai sejak udang windu masih berjaya. Sejak tahun 2000, pemilik tambak beralih pada udang vannamei. “Dulu awalnya dua tambak. Nambah-nambah terus,” ujar Bapak dua anak ini.

 

Rata-rata tambak semi intensif milik pemuda berusia kepala tiga ini berukuran 2.500 - 3.500 m2 dengan kedalaman kurang lebih 120 cm. Penyebutan tambak semi intensif ini mengacu pada padat tebar udang di tambak. Thoriq memilih kepadatan 70 ekor per meter persegi di tambaknya. “Padat tebar tujuh puluh maksimal,” katanya.

 

Kepadatan ini dipilih Thoriq untuk memenuhi daya dukung tambaknya. Setelah beberapa tahun belakangan penyakit WFD (White Fecess Desease) mengancam pertambakan nasional, termasuk di Madura, daya dukung tambak menjadi menurun. Thoriq pernah menerapkan kepadatan yang lebih tinggi, tetapi hasilnya menjadi tidak maksimal. “Karena lahan disini gak bisa kepadatan tinggi. Gak pernah berhasil,” aku Thoriq mengaca pada pengalamannya selama ini.

 

Jika dipaksakan dengan kepadatan tinggi, lanjut Thoriq, kelangsungan hidup udang (Survival Rate/SR) menjadi rendah. “Kalo dibiarkan panennya tinggal 50 persen,” ujar petambak udang yang juga memiliki tambak garam ini. Sehingga bermain aman menjadi pilihan yang rasional bagi Thoriq untuk saat-saat ini.

 

Meski semi intensif, Thoriq tidak menurunkan perhatiannya terhadap kenyamanan udang. Ia justru masih melengkapi setiap tambaknya dengan kincir agar kelarutan oksigennya terjaga. “Delapan hingga sepuluh kincir tiap tambak,” ungkap petambak yang berlatar belakang IT ini. 

 

 

TreatmentAir Tambak

Thoriq bersama tim teknisinya menyadari bahwa telah terjadi penurunan kualitas air di sekitar lokasi tambaknya. Implikasinya, Ia harus melakukan treatment (perlakuan) air masuk lebih ketat lagi. Meski semi intensif, Thoriq tetap menyediakan sebagian lahannya untuk treatment air, baik air masuk maupun air buangannya.

 

Dari luas total tambak yang mencapai 20 hektar ini, Thoriq menyediakan 20 persennya untuk tandon dan treatment pembuangan air. Penyediaan penampungan air ini selain untuk menjaga lingkungan sekitar, juga untuk menyesuaikan dengan kontur pantai di sekitar tambak. Thoriq memanfaatkan waktu pasang untuk menampung input air laut di tandonnya.

 

Pasalnya, pantai yang landai menyebabkan jarak antara pasang dan surut menjadi relatif jauh. Jarak terdekat air laut ketika surut bisa mencapai 1 kilometer. “Jadi kalau pakai pipa harus satu kilometer,” jelas Thoriq. Penggunaan pipa sepanjang itu jelas akan menambah biaya produksinya. Keamanan pipanya pun tidak bisa dijamin.

 

Treatmentair masuk dilakukan seperti pada tambak umumnya, yakni sterilisasi air dengan menggunakan bahan desinfektan. Sementara untuk air output-nya, Thoriq sudah menggunakan bak pengendapan. Perlakuannya sejauh ini baru mengendapkan limbah yang dihasilkan tambak. “Jadi tidak langsung keluar ke laut,” ucapnya.

 

 

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Aqua Edisi-64/15 September – 14 Oktober 2017

 

 
Aqua Update + Primadona + Cetak Update +

Artikel Lain