Masih Banyak Tantangan Budidaya Udang di Indonesia

Masih Banyak Tantangan Budidaya Udang di Indonesia

Foto: dok trobos, dok sci
ilustrasi udang, foto bersama dalam rapat kerja

Jakarta (TROBOSAQUA). Mengutip siaran persnya, dalam Rapat Kerja Nasional Shrimp Club Indonesia (SCI) Tahun 2023 di Palu-Sulawesi Tengah, terungkap bahwa produksi udang di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, seperti keterbatasan akses permodalan, lemahnya infrastruktur budidaya, dan tingginya biaya produksi. Selain itu, masalah perizinan yang panjang, kesulitan memperoleh BBM, dan keterbatasan energi listrik juga mempengaruhi produksi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi nyata dari pemerintah untuk memastikan Indonesia bisa bersaing di pasar global.

 

Keamanan dan kenyamanan berusaha masih menjadi masalah di beberapa daerah. Masalah seperti penjarahan saat panen dan pungutan liar memerlukan upaya konkret untuk diatasi. Selain itu, diperlukan peraturan yang jelas dan formal dari tingkat pusat hingga daerah untuk menjamin kepastian berusaha. Perlindungan terhadap tambak-tambak eksisting juga harus diakomodir dalam revisi tata ruang.

 

Maka, SCI dalam rapat kerja nasional ini, menyampaikan beberapa rekomendasi. Salah satunya adalah pemerintah harus melarang impor udang secara permanen dan mengawasi pemasaran udang dari kawasan berikat agar tidak masuk ke pasar lokal. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi dan meningkatkan produksi udang dalam negeri.

 

SCI pun menghimbau agar pemerintah tidak terlibat langsung dalam proses budidaya atau produksi udang. Sebaliknya, pemerintah perlu membantu petambak melalui regulasi dan fasilitasi agar mereka bisa bersaing di pasar internasional. Selain itu, untuk mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor, perlu ada upaya bersama antara pemerintah dan stakeholder terkait untuk memperluas pasar lokal. SCI juga akan terus mendorong pengembangan budidaya udang di seluruh Indonesia dan berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan teknologi budidaya.

Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya udang, bahkan menjadi yang terbesar di dunia. Jika potensi ini dimanfaatkan secara lebih baik dengan menerapkan teknologi yang tepat dan didukung regulasi pemerintah yang mendukung, budidaya udang dapat menjadi pilar kebangkitan ekonomi nasional. Hal ini akan membawa Indonesia menuju masyarakat yang lebih maju dan sejahtera.

 

Shrimp Club Indonesia (SCI), yang didirikan pada 2005, berupaya mengorganisir potensi budidaya udang secara rapi dan menjembatani kepentingan para petambak dengan mitra kerja dan pemerintah. SCI bertujuan menciptakan iklim usaha yang kondusif agar industri budidaya udang dapat mengikuti perkembangan global dan memenuhi harapan pasar domestik dan internasional.ist/boy/edt

 

 
Aqua Update + Aqua Update + Cetak Update +

Artikel Lain