Foto: Dok. Pribadi, Azam B. Zaidy
Teknologi bioflok menyediakan dua layanan. Pertama, mengolah limbah budidaya khususnya nitrogen menjadi bioflok. Dan kedua, bioflok dikonsumsi oleh ikan sebagai nutrisi tambahan khususnya sumber protein.
Untuk kebutuhan pasar domestik, perlu dikembangkan budidaya ikan berbasis masyarakat, yang dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak. Dari ketiga pilar teknologi, sumber daya manusia, dan sumber daya alam bermuara pada tercapainya keseimbangan antara margin yang layak bagi pembudidaya dan harga jual yang terjangkau oleh masyarakat luas.
Dalam hal ini, komoditas lele yang merupakan “kosmopolitan nusantara” artinya hampir di seluruh kabupaten di nusantara ada budidaya dan masyarakatnya mengkonsumsi ikan lele, tetap dikembangkan berbasis masyarakat. Di masyarakat, ikan lele masih menjadi salah satu ikan populer karena harganya yang terjangkau untuk semua kalangan.
Di Ibu kota dan di kota-kota besar ikan ini kerap menjadi menu utama di warung-warung makan tenda. Meski sekilas ikan sejuta umat ini tampak selalu ada di warung makan, tetapi proses rantai pasokannya dari hulu ke hilir bukan bebas dari masalah. Setiap segmen budidaya memiliki masalahnya masing-masing.
Dalam kesehariannya, permintaan yang tinggi dan cara budidaya pembesaran yang relatif mudah, membuat kondisi pasokan dan permintaannya cukup baik. Pembesarannya mudah dilakukan karena ikan ini tergolong bandel. Arborescent organ (organ pernapasan tambahan) menjadi faktor utama yang membuatnya bisa bertahan dalam kondisi air yang kurang bagus sekalipun, juga tahan dalam kepadatan tinggi.
Dengan daya toleransinya yang tinggi terhadap lingkungan, budidaya lele untuk ukuran konsumsi tersebar di berbagai karakter lokasi. Tidak hanya di sentra produksi perikanan, bahkan bisa masuk di perkarangan-pekarangan rumah dengan hanya luas lahan beberapa meter saja. Dari daerah bahkan di kota-kota besar. Berbeda dengan pembesaran patin yang umumnya terpusat di beberapa lokasi saja dengan lahan produksi yang luas.
Untuk karakter pembudidayanya pun cukup luas. Budidaya lele tidak hanya dilakukan oleh pembudidaya tulen, tetapi juga banyak dilakukan oleh pengusaha di luar sektor perikanan yang mengadu peruntungan. Selama memiliki akses terhadap modal dan pasar, pengusaha baru di pembesaran lele jarang merugi. Paling hanya tidak untung karena dalam proses pencarian pola produksi yang tepat
Konsep Bioflok
Sumberdaya air yang semakin berkurang, lahan terbatas dan mahal, ditambah sumber protein pakan yang sebagian besar masih impor serta mahal, maka budidaya ikan dituntut untuk lebih efisien khususnya dalam penggunaan input produksi/pakan. Selain itu budidaya ikan juga “dituduh” sebagai sumber pencemaran yang berasal dari air buangan budidaya. Untuk mengatasi kendala dan tantangan, salah satu pilihan teknologi adalah budidaya ikan sistem bioflok.
Teknologi bioflok menyediakan dua layanan. Pertama, mengolah limbah budidaya khususnya nitrogen menjadi bioflok. Dan kedua, bioflok dikonsumsi oleh ikan sebagai nutrisi tambahan khususnya sumber protein.
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 134/15 Juli - 14 Agustus 2023