Program Penerapan Tambak Udang Tradisional Plus

Program Penerapan Tambak Udang Tradisional Plus

Foto: Dok. FUI
Foto bersama seluruh pihak terkait (Budhi Wibowo baris depan berbaju putih

Surabaya (TROBOSAQUA).Budidaya udang di Indonesia masih dikuasai oleh tambak-tambak tradisional. Hal tersebut dibenarkan Budhi Wibowo, Ketua Forum Udang Indonesia (FUI). Budhi menuturkan, tambak tradisional Indonesia sangatlah luas, yakni mencapai 250 ribu hektar. Sayangnya, dengan luasan tersebut nilai produktivitasnya amatlah rendah, yaitu dibawah 200 kg/hektar/tahun.

 

“Meningkatkan pertumbuhan dan angka produktivitas pada tambak udang tradisional dapat dilakukan dengan menerapkan budidaya udang tradisional plus. Melalui intervensi teknologi yang adaptif, perbaikan input benih dan manajemen teknis budidaya kedua tujuan diawal tadi dapat kita capai dengan lebih mudah. FUI telah membuktikan budidaya tradisional plus mampu meningkatkan produktivitas menjadi 2 ton/hektar/tahun,” jelas Budhi dalam acara Launching Program Peningkatan Kesejahteraan Pembudidaya Udang Skala Kecil Melalui Budidaya Udang Tradisional Plus di Surabaya-Jawa Timur (12/6).

 

Oleh karena itu, sambungnya, perlu adanya percontohan dilakukan secara nasional yang bisa diadopsi para petambak tradisional di seluruh Indonesia. Dengan begitu produksi udang nasional akan meningkat pesat.

 

Dayung bersambut, FUI meluncurkan program tambak udang tradisional plus secara nasional di Surabaya pada (12/6) dengan memperoleh dukungan lebih dari 20 institusi. Sebanyak 20 institusi tersebut terdiri dari beberapa asosiasi, pihak industri swasta, start up, lembaga pendidikan, NGO (Non Governmental Organization), pemerintah daerah dan pusat serta berbagai institusi lainnya.

 

Pada kegiatan penanda tangan MoU (Memorandum of Understanding) yang didukung oleh USSEC (US Soybean Export Council) dan GQSP (Global Quality and Standards Programme) ini, didahului seminar yang membawa tema utama ‘Improving livelihoods of extensive shrimp farmers through adoption of climate-smart aquaculture improvement’. Seminar dengan narasumber Prof Sukenda; Prof Esti Handayani Hardi; dan Kenidas Lukman Taufik. Para narasumber membahas terkait manfaat dan strategi tambak tradisional plus dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui kegiatan ekonomi yang lebih pasti dan di dalam koridor pengurangan emisi karbon.ist/dian/edt

 
Aqua Update + Aqua Update + Cetak Update +

Artikel Lain