Simposium Hiu dan Pari ke-4 Ajak Konservasi Hiu dan Pari

Simposium Hiu dan Pari ke-4 Ajak Konservasi Hiu dan Pari

Foto: By Dini


Depok (TROBOSAQUA). Simposium Hiu dan Pari ke-4 dilaksanakan di Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat (21-22/5) dengan tema ‘Habitat Penting bagi Hiu dan Pari: Mengelola Tantangan yang Muncul melalui Strategi Mitigasi, Pemulihan Populasi, dan Integrasi Dimensi Manusia’. Kegiatan ini dilaksanakan melalui kolaborasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Universitas Indonesia, WWF-Indonesia, USAID-Kolektif, dan Konservasi Indonesia.

 

Dalam sambutannya via sambungan video, Irjen Pol Victor Gustaaf Manoppo, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, KKP menyambut baik acara yang dihadiri sedikitnya 200 orang peserta ini.  “Melaui simposium ini, diharapkan bisa menghasilkan masukan yang konstruktif  dan rekomendasi penting tentang bagaimana menjaga dan memelihara konservasi hiu pari kedepan,” terangnya.

 

Kegiatan simposium ini terdiri dari keynote discussion dan diikuti diskusi panel. Pada hari pertama (21/5), key discussion menghadirkan Fahmi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) / IUCN Specialist Group Asia yang memaparkan materi ‘Identifikasi Potensi Habitat Kritis Hiu & Pari di Indonesia berbasis Important Shark and Ray Areas (ISRA)’ dan Firdaus Agung K Kurniawan, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, KKP yang membawakan materi ‘Komitmen pemerintah Indonesia dalam melindungi habitat kritis hiu dan pari dalam rangka MPA Vision 2045’.

 

Selain itu, diskusi yang dimoderatori Yasman, Ketua Program Studi Magister Ilmu Kelautan, FMIPA, UI ini juga menghadirkan narasumber Eko Prasetyo Budi, Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP dengan materi ‘Pembelajaran pemerintah Indonesia dalam Upaya Mitigasi dari Tangkapan sampingan Hiu dan Pari (bycatch)’ dan Hollie Booth, Oxford University, tentang ‘Pertimbangan human dimension dalam konservasi hiu & pari untuk memberikan hasil positif bagi lautan & manusia’. Presentasi kemudian diikuti tanya jawab dengan peserta.

 

Pada hari kedua, diskusi utama menghadirkan narasumber Prof Charlie Heatubun, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), Papua Barat dan Chris Dudgeon, Senior Researcher, University of Queensland dengan materi ‘Inisiatif Pemulihan Populasi Hiu Zebra di Raja Ampat Menggunakan Pendekatan Translokasi dan Restocking’; serta Edy Setiawan, Peneliti Independen, dengan materi ‘Peran Jejaring KKP Raja Ampat Dalam Mendukung Populasi Pari Manta Karang yang Rentan Untuk Berkembang’. Diskusi yang dimoderatori Yasman ini, diikuti oleh diskusi panel setelahnya.dini/edt

 
Aqua Update + Aqua Update + Cetak Update +

Artikel Lain