10 Rekomendasi SCI untuk Budidaya Udang Nasional

10 Rekomendasi SCI untuk Budidaya Udang Nasional

Foto: dok sci
foto bersama narasumber seminar SCI

Palu (TROBOSAQUA). Shrimp Club Indonesia (SCI) menggelar seminar nasional yang berlokasi di Hotel Swiss Bel Silae Palu-Sulawesi Tengah. Tema seminar kali ini mengenai ‘Budidaya Udang Yang Efektif, Efisien, Berkelanjutan dan Berdaya Saing Global Semoga dari Palu kita bisa bangkit’.

 

Seminar ini yang dilaksanakan secara hibrid ini dihadiri Andi Tamsil, Ketua SCI tahun 2005-2008. Dalam seminar nasional tersebut Shrimp Club Indonesia (SCI) menyampaikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah, mitra kerja dan anggota. Diantaranya; untuk mengoptimalkan potensi dan mendorong peningkatan produksi udang, maka pemerintah harus tegas melarang impor udang secara permanen, dan mengawasi pemasaran udang dari kawasan berikat/terintegrasi agar tidak masuk ke pasar lokal. 

Yang kedua; tuntutan untuk mengikuti perkembangan teknologi, terbatasnya akses permodalan, lemahnya infrastruktur budidaya, tingginya biaya produksi, perijinan yang masih panjang dan berbelit-belit, kesulitan memperoleh BBM dan keterbatasan energi listrik, serta terbatasnya SDM yang terampil turut mempengaruhi produksi. Maka, perlu adanya intervensi yang nyata dari pemerintah sehingga kita dapat bersaing dipasar global.

 

Ketiga; keamanan dan kenyamanan berusaha masih menjadi masalah di beberapa daerah, terutama berupa penjarahan pada saat panen, pungutan liar dan gangguan keamanan lainnya, untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang konkrit untuk mengatasi hal ini. Yang keempat; perlu adanya keberpihakan yang jelas dan formil berupa Peraturan Perundang-Undangan dari tingkat pusat hingga ke daerah, sehingga kepastian berusaha dapat terjamin, antara lain dalam bidang tata ruang, perizinan, pajak dan pungutan-pungutan lainnya. Tambak-tambak eksisting agar mendapat perlindungan dan diakomodir dalam revisi tata ruang.

 

Selanjutnya yang kelima; regulasi belum bisa disederhanakan dan harga udang terus merosot, maka dihimbau kepada seluruh anggota untuk menunda penebaran atau mengurangi padat penebaran, hingga kondisi membaik/kondusif. Yang keenam; menghimbau agar pemerintah sebagai regulator dan BUMN tidak masuk dalam proses budidaya atau produksi udang, yang perlu dilakukan pemerintah adalah membantu petambak agar bisa berbudidaya dengan baik dan bisa bersaing di pasar internasional melalui regulasi dan fasilitasi.

 

Kemudian yang ketujuh; untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar ekspor yang semakin kompetitif, maka perlu upaya untuk mendorong perluasan pasar lokal yang dilakukan bersama antara pemerintah dan stakeholder terkait. Yang kedelapan; pengurus dan anggota SCI akan terus mendorong pengembangan budidaya udang di seluruh Indonesia, dan berharap diberi peran lebih besar untuk berpartisipasi pada proses pengambilan kebijakan dan proses pengembangan teknologi misalnya dalam proses sertifikasi/CBIB dan pengawalan kualitas input produksi.

 

Yang kesembilan; SCI akan mendorong AP5I dan asosiasi lain di bidang perudangan untuk menyelesaikan Petisi Anti Dumping dan CVD dengan cara efektif untuk mempertahankan industri udang nasional yang kompetitif di pasar internasional dengan mengikuti arahan dari Competent Authority/Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Perdagangan. Dan yang kesepuluh; adalah pemerintah dan SCI bersama-sama dengan institusi pendidikan dan lembaga penelitian akan terus mendorong ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten sesuai kebutuhan teknis budidaya udang.ist/boy/edt

 
Aqua Update + Aqua Update + Cetak Update +

Artikel Lain