Berseni ala Aquascape, Teman Segala Suasana

Pandemi menyebabkan terjadinya perubahan tren hobi di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya aquascape yang memiliki banyak tema dalam menikmatinya
 
Pandemi yang terjadi selama kurang lebih 2 tahun, memberikan perubahan yang cukup banyak di Indonesia. Hobi yang sebenarnya telah ada sejak lama namun mulai banyak digandrungi adalah aquascape. 
 
Menurut penghobi aquascape, Dedi Junaedi, aquascape adalah hobi yang dapat dinikmati oleh seluruh usia dan kalangan masyarakat. Oleh karenanya, pertumbuhan pun terjadi dengan pesat. Selain itu, ketika pandemi banyaknya manusia yang mulai mengalami stres akibat terbatasnya ruang gerak untuk melihat dunia luar. Yang biasanya manusia bebas menikmati alam, kapan dan dimanapun, kini harus banyak berdiam diri dibalik dinding-dinding gedung. 
 
Apalagi, dengan tema yang diangkat aquascape bisa beraneka ragam untuk menjauhi kebosanan. Laki-laki yang kerap disapa Dedi Cilipaper ini, mengatakan, dalam membuat aquascape tema yang paling sering dibuat adalah hutan. 
 
“Bikinnya lebih enak, karena bentuk hutan kan beragam, jadi lebih bisa berekspresi. Sering kali ketika saya main ke hutan, saya perhatikan suasana sekitar lalu nanti saya jadikan tema ketika membuat aquascape,” ujar Dedi yang juga merupakan penggiat aquascape (aquascaper) ini.
 
Dengan tema-tema aquascape beragam seperti hutan, terang Dedi, manusia dapat menikmati alam dalam bentuk lain, serta bisa dinikmati dari dalam rumah. Karena secara sederhana, aquascape adalah seni mengatur tanaman air, batu karang, kayu apung, dan hal lainnya secara alami dan indah di dalam akuarium.  
 
Bisnis dari Seni Aquascape
Kendati masa pandemi sudah mulai hilang, peminat aquascape masih dalam kondisi stabil. Dedi yang telah cukup lama menggeluti dunia aquascape mengaku cukup senang karena dapat mendapatkan uang dari hobinya tersebut.
 
Untuk aquascape, Dedi mengaku kerap kali mendapatkan konsumen dari media sosial. “Saya memiliki workshop dan display aquascape di rumah, tapi banyaknya konsumen mengetahui saya dari media sosial saya yang bernama Dedi Cilipaper,” ungkapnya ketika ditemui dalam kompetisi Quick Setting Aquascape (QSA) di Raiser Cibinong-Jawa Barat.
 
Dalam tema, Dedi yang menjelaskan sembari menyeruput segelas kopi di tangannya, bahwa ia menerima segala permintaan tema. “Saya menerima request tema apapun, biasanya saya membuat aquascape berukuran 60 cm (sentimeter) dengan tarif Rp 12 juta. Harga tersebut include alat-alat yang memiliki spesifikasi bagus serta bahan baku hasil survei dan kualitas terbaik,” tegas Dedi sebagai penyedia jasa yang tidak mau konsumennya kecewa.
 
“Jangan lupa tambahkan ikan-ikan kecil, keong tanduk, ikan broushmouth dan hewan air lainnya. Karena aquascape seni yang memindahkan alam ke dalam akuarium. Bagaimana ekosistem di alam begitu juga yang kita buat diakurium,” tutup Dedi sembari menyeruput habis kopi di gelasnya.
 
Sebagai penghobi dan penyedia jasa membuat aquascape Dedi bercerita mengenai pengalaman manis yang didapatkan dari hobinya ini. Bagi Dedi, dengan hobinya ini, selain menghasil pundi-pundi uang ia juga kerap kali jadi bisa memasuki kawasan khusus. 
 
“Saya pernah masuk ke Istana Negara dan kediaman Wakil Presiden untuk membuat aquascape di sana. Aquascape terbesar yang pernah saya buat yaitu di Serpong, Tangerang Selatan-Banten, ukurannya mencapai 5 m x 1 m x 1 m,” jawab Dedi membeberkan beberapa kejadian yang berkesan bagi dirinya.
 
Tidak berbeda jauh dengan Dedi, aquascaper lain yaitu Jieung, mengaku menerima request aquascape dengan tema apapun. Mulai dari harga jutaan, ratusan juta bahkan miliaran rupiah. “Semua kembali lagi ke konsep, tema dan spesifiksi alat yang digunakan,” papar Jieung yang aktif di media sosial ini.
 
Jieung pun menyebut biasanya terdapat 2 kategori konsumen aquascape. Konsumen menengah ke atas, biasanya minta dibuatkan aquascape menggunakan akuarium berukuran 2 m – 6 m (megatank). Sementara menengah ke bawah biasanya request untuk dibuatkan menggunakan akuarium 60 cm ke bawah. 
 
Untuk harga, Jieung berkata, aquascape menggunakan akuarium 2 m dan dilengkapi alat spesifiksi terendah (fullset) memerlukan dana sekitar Rp 2 juta. “Saya juga membuatkan aquascape versi kos-kosan, biasanya dikisaran harga 800 ribu-an rupiah,” terang Jieung dengan senyum khasnya.
 
Selain buat di lokasi konsumen secara langsung, keduanya juga menerima pesanan dari daerah selain kawasan Jabodetabek dengan metode pengiriman. “Konsumen nanti cukup mengisi air saja ke dalam akuarium. Semua item sudah dilem dan dipilih yang aman selama proses pengiriman berlangsung,” lanjut Jieung ketika ditemui di lokasi yang sama.
 
Tak jauh dari Dedi, Jieung mengatakan, di aquascape, bagian yang mahal adalah nilai seninya. Jieung mengatakan, seni di dalam aquascape biasanya dipengaruhi oleh jam terbang. 
 
“Sudah sesering apa membuat aquascape, kemana saja membuat aquascape dan prestasi apa saja yang pernah diraih. Biasanya hal-hal tersebut akan mempengaruhi keindahan aquascape dan akhirnya mempengaruhi harganya pula. Semakin sering membuat aquascape maka biasanya akan semakin indah aquascape yang dibuat. Tetapi tidak menutup kemungkinan, orang yang baru belajarpun dapat membuat seni yang indah juga,” papar Jieung.
 
 
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 125/15 Oktober - 15 November 2022
 

 
Aqua Update + Hobi + Cetak Update +

Artikel Lain