Bukan Rahasia, Mas Koki Tulungagung Sudah Mendunia

Bukan Rahasia, Mas Koki Tulungagung Sudah Mendunia

Foto: 


Memiliki basis pembudidaya hingga 90%, wajar saja nama mas koki asal Tulungagung sudah dikenal di pasar dalam negeri hingga level Asia
 
Tampak di akuarium kaca depan halaman beberapa rumah di Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung-Jawa Timur, beragam jenis ikan hias berenang indah. Mulai dari manfish, discus, hingga mas koki berenang bebas dari sudut ke sudut kolam akuarium yang dilengkapi manajemen air seperti air mancur ini.
 
Dan mas koki, menjadi satu komoditas ikan hias (ornamental fish) primadona di Tulungagung, seperti diakui Pele Abdul Malik, pembudidaya sekaligus penghobi ikan hias di Desa Karangrejo, Kecamatan Boyolangu ini. 
 
“Memang di Tulungagung itu kan ya, hampir 90% itu semua peternak (pembudidaya) mas koki. Hampir semua rumah lah beternak di situ (komoditas mas koki),” ujar Abdul Malik yang mulai terjun di usaha mas koki semenjak 1998 ini. 
 
Dengan mengaplikasikan usaha mas koki dari breeding (penghasilan keturunan) hingga pembesaran, Abdul Malik memanfaatkan empat jenis mas koki. Yakni ryukin, demekin, ranchu, dan oranda. “Nantinya kita pasarkan harganya bervariasi dari ribuan rupiah, hingga jutaan rupiah per ekornya,” ungkapnya yang juga sering disapa Pak Pele ini.
 
Untuk jenis mas koki yang ia budidayakan, Abdul Malik katakan tidak berbeda sejak dia memulai usaha dibandingkan saat ini. Yang membedakan justru arah pasarnya. “Kalau dulu kan yang diternakkan kita sediakan untuk pasar. Semuanya untuk pasar seluruh Indonesia. Kalau sekarang kita ambil ada dua, di kelas pasar dan yang bagus. Karena untuk mas koki ini kan, kita harus ngikuti tren. Kalau nggak, ya ketinggalan,” tuturnya.
 
Dari Breeding hingga Pembesaran
Lebih jauh Pele jelaskan, mengapa mas koki cukup melekat di kalangan pembudidaya Tulungagung. Seperti yang ia jabarkan, menjadikan usaha mas koki sebagai usaha budidaya ini dilakukan di halaman rumah sekaligus sebagai akuarium display. 
 
“Kalau punya saya, ada juga kolam yang agak jauh sekitar satu kilometeran dari rumah. Dengan luasan total kolam sekitar 3 ribu meteran (persegi) dan kedalaman kolam kita terapkan antara 70 cm sampai satu meteran,” terang pembudidaya yang berlokasi di Dusun Kandenan ini.
 
Dari total empat jenis mas koki yang ia ternakkan, Pele lebih berfokus ke jenis ranchu. “Kita budidayakan semua (jenis), cuma saya fokuskan lebih ke ranchu,” tegasnya.
 
Sementara untuk sistem budidaya yang diterapkan, ia jelaskan dengan adanya pembedaan ukuran kolam. Alasannya, ia membagi fokus usahanya di breeding dan pembesaran. Untuk indukan misalnya, setiap sebulan sekali dia terapkan pemijahan untuk mas kokinya.
 
“Jadi awalnya di kolam 1x2 m untuk hasil breeding, kalau sudah 3-4 hari mulai menetas, kita pindahkan ke kolam 3x7 m. Setelah (ukuran) agak gede lagi, pindahkan lagi, itu sistemnya,” paparnya.
 
Manajemen airnya, terang Pele, berdasarkan manual. Yakni, ganti air total seminggu sebanyak dua kali. Penyesuaian mas koki dengan air baru, dilakukan secara manual dengan menguras air lama dan dimasukkan ikan ke air kolam yang baru. 
 
Sumber airnya, berasal dari air sumur yang langsung dimasukkan ke kolam. Menurut Pele, air dari sumur tidak dialirkan ke tandon dulu karena kualitas air sudah cukup bagus. “Untuk Tulungagung itu, airnya untuk pelihara semua jenis ikan sudah bagus,” bebernya.
 
Pemberian pakannya, ia berikan sebanyak 5-6 kali dalam sehari. Dan urusan pakan ini, Pele jelaskan, tidak main-main. Seperti pemain mas koki lainnya, ia contohkan untuk indukan, diberikan pakan pelet dari Jepang karena kualitasnya lebih bagus. Untuk pembesarannya, selain pelet, ia juga berikan pakan cacing sutra sebagai alternatif pakan.
 
Di sisi penyakit, ucap Pele, pasti ditemui oleh pembudidaya mas koki, khususnya ketika masuk masa pancaroba. Penyakitnya, bisa berupa white spot atau insang busuk. Untuk penanganannya, dia menguraikan dengan pemberian obat di pakannya. “Untungnya, walaupun tetep kena (penyakit), cuma gak mati semua. Jadi kita sudah siap kalau ada penyakit,” paparnya.
 
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 124/15 September - 14 Oktober 2022

Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 124/15 September - 14 Oktober 2022

 
Aqua Update + Hobi + Cetak Update +

Artikel Lain