Penangkaran Arwana Super Red di Kolam Sempit

Penagkaran atau budidaya ikan arwana sudah bisa dilakukan di lahan terbatas dan daerah perkotaan
 
Ikan arwana super merah (Scleropages formosus) atau arwana Super Red (SR) merupakan saalahsatu jenis ikan hias air tawar yang tak pernah sepi dari penggemar. Disaat beragam jenis ikan hias peminatnya terkadang tergantung musim atau naik turunnya tren, ikan yang biasa di Kalimantan Barat, dikenal dengan silok merah ini terbilang stabil peminatnya. 
 
Keindahan sang ‘naga merah’ mampu menghipnotis pecintanya hingga bersedia merogoh kocek dalam. Harga di pasaran bervariasi, minimal Rp 2,5 juta ukuran 20 cm sampai ratusan juta rupiah. Dua sungut di ujung bibir bawah membuat ikan ini mirip liong atau naga yang berwarna merah. Layaknya, naga, sebagian masyarakat menganggap sebagai simbol keberhasilan, keperkasaan dan kejayaan.
 
Apalagi saat ini tren ikan hias yang tengah naik daun yaitu jenis-jenis ikan predator, tentu saja sedikit banyaknya berdampak pada penggemar arwana SR khususnya di tanah air. Mario Maorith, Salah Seorang Hobiis Arwana di Depok mengungkapkan, memelihara ikan SR baginya perpaduan antara hobi dan kebanggaan.
 
“Saya sudah melihat bentuk tubuh dan cara berenang SR yang tergolong santai tapi elegan. Ikan ini juga tergolong buas dan menjadi daya tarik tersendiri saat diberi pakan hidup. Ikan ini juga tergolong jenis ikan yang berumur panjang,” kata Mario kepada TROBOS Aqua. 
 
Baginya memelihara SR selain untuk hobi juga ada unsur investasi. “Memang ikan ini cukup mahal harganya, tapi jika kita pelihara dari ukuran kecil sampai besar, nilai jualnya akan terus naik sesuai ukuran tubuh dan kualitas warna merah dalam tubuhnya,” ungkap Mario.  
 
Pasar Ekspor
Bisa dibilang pasar ikan arwana SR dalam negeri tidak atau belum semeriah pasar ekspor. Hal ini terkait harga jual dan daya beli umumnya penggemar ikan hias dalam negeri lebih sedikit dari luar negeri. Tak heran jika ekspor SR menjadi salah satu andalan komoditas ekspor ikan hias dari Indonesia.
 
Data menunjukkan bahwa dari total nilai ekspor ikan hias Indonesia, 30 % diantaranya disumbang oleh ekspor arwana. Atas kontribusi tersebut, tak heran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menobatkan arwana sebagai maskot ikan hias air tawar Indonesia. Sedikitnya setiap tahun 150 ribu ekor anakan arwana SR asal Indonesia yang di ekspor keluar negeri. China adalah negara tujuan utama ekspor arwana super red dengan jumlah sekitar 120 ribu ekor per tahun. 
 
Mengutip trade database CITES, dalam sebulan pengusaha ikan hias China mengimpor sedikitnya 10 ribu ekor anakan arwana super red dari Indonesia. Dengan menggunakan patokan harga USD 350 per ekor (sekitar Rp 4,9 juta per ekor). Jika dihitung selama ini nilai bisnis ekspor arwana mencapai sekitar USD 42 juta (sekitar Rp 588 miliar) per tahun. 
 
Sementara pasar ekspor lainnya yaitu Taiwan, Thailand, Jepang, Hong Kong, Singapura, Vietnam, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, serta Filipina. Tingginya permintaan arwana endemik Kapuas Hulu Kalimantan Barat ini seolah tidak pernah tercukupi oleh kemampuan produksi penangkaran arwana yang sebagian besar berlokasi di Kalimantan Barat.
 
Namun beberapa tahu terkahir penangkaran arwana SR mulai berkembang di daerah Jawa. Malahan sudah banyak yang berhasil menangkarkan ikan arwana di daerah perkotaan yang notabene jauh dari kondisi habitat perairan aslinya. Seperti yang berhasil dilakukan Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias Depok.
 
Penangkaran Lahan Sempit
Seperti diungkapkan Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias Depok, Agus Cahyadi, belum lama ini para peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias Depok sudah berhasil mengembangkan budidaya ikan arwana SR di kolam terbatas atau lahan sempit. Diharapkan keberhasilan penelitian ini kedepannya mampu membuka peluang bagi masyarakat yang tertarik di usaha budidaya ikan arwana. 
 
 
Baca Selengkapnya di Majalah TROBOS Aqua edisi 118/ 15 Maret - 14 April 2022

 
Aqua Update + Hobi + Cetak Update +

Artikel Lain