Aneka Resep Jaga Kualitas Air

Aneka Resep Jaga Kualitas Air

Foto: Dok. Pribadi


Kestabilan kualitas air tambak menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya udang vannamei. Oleh karena itu, pabrikan sarana produksi (saprodi) budidaya udang memanfaatkan peluang ini dengan menawarkan beraneka produk guna menjaga stabilitas kualitas air tambak.
 
Menurut Arif Faisal Siburian, Senior Technical Sales Executive PT Behn Meyer Indonesia, dalam mengelola kualitas air tambak udang, terdapat berbagai parameter yang perlu diperhatikan. Mulai dari parameter fisika yang meliputi suhu air, kedalaman air, salinitas dan kecerahan. Parameter kimia meliputi: oksigen terlarut, pH, alkalinitas, kalsium dan magnesium air, TOM, amonia, nitrit, H2S, dan fosfat. Lalu, parameter biologi meliputi: plankton, total bakteri, total vibrio, total vibrio kuning, total vibrio hijau, dan total vibrio luminescence.
 
Arif menjelaskan, secara umum, semua parameter kualitas air dapat cepat berubah yang biasanya disebabkan beberapa hal, seperti: kondisi cuaca, bahan organik dalam air tambak, mikroorganisme yang tidak seimbang dan lain-lain. “Contoh pertama adalah suhu air, yang merupakan parameter yang sulit dikontrol. Padahal suhu sangat mempengaruhi nafsu makan udang. Jika kondisi cuaca hujan terus-menerus plus angin dingin (bediding), biasanya suhu air turun,” ujarnya.
 
Upaya menstabilkannya dengan mengusahakan air tidak terlalu dalam dan memaksimalkan operasional kincir. Sebaliknya, jika cuaca panas, biasanya suhu air tinggi maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengoperasikan kincir secara maksimal guna menghindari stratifikasi suhu.
 
Lalu TOM, yang mana tinggi rendahnya TOM disebabkan akumulasi bahan organik yang menumpuk di dasar perairan tambak. Peningkatan bahan organik dapat disebabkan plankton mati, over feeding, sifon tidak lancar, dan pergantian air yang kurang. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara secepatnya membuang plankton mati yang telah mengendap, kurangi pakan jika over feeding, sifon ditingkatkan, pergantian air serta aplikasi probiotik dekomposer.
 
Kemudian, meningkatnya jumlah bakteri patogen vibrio yang biasanya dipicu oleh meningkatnya kandungan bahan organik dan timbunan lumpur yang tinggi. Biasanya upaya yang dapat dilakukan adalah dengan aplikasi disinfektan secara periodik serta pembersihan dasar kolam dengan sipon dan membuang air lewat central drain guna mengurangi bahan organik dan timbunan lumpur.
 
Sementara Lulu Imtinan Muthiah, Aquaculture Sales Engineering Yuki Water mengungkapkan, parameter yang cepat berubah dan paling vital dalam budidaya udang yaitu suhu. Ketika terjadi perubahan suhu maka akan diikuti perubahan parameter lainnya terutama pH. Ketika suhu naik maka pH pun juga naik sehingga memicu pertumbuhan plankton semakin bertambah. Jika perubahannya terlalu signifikan akan membuat udang stres.
 
“Yang kedua, jika suhu naik maka penguapan air juga tinggi sehingga salinitas pun bertambah. Di sisi lain  bahan organik/amoniak juga menguap ketika suhu naik/tinggi yang mengakibatkan munculnya lumpur di permukaan air/flok menjadi klekap. Hal ini jika tidak diperhatikan dapat menyebabkan kematian massal pada udang. Upaya untuk menstabilkannya dengan mengangkat klekap yang berada di permukaan air, sifon hingga pergantian air secara berkala,” papar Lulu. 
 
Probiotik 
Menyinggung produk yang ditawarkan Behn Meyer Indonesia ke petambak guna menjaga stabilitas kualitas air, menurut Arif, tergantung permasalahan yang terjadi. “Jika permasalahannya adalah alkalinitas air tambak rendah yang biasanya diakibatkan kurangnya penyusun alkali, maka disarankan mengaplikasikan CaCO3 (kalsium karbonat) secara rutin,” beber Arif.
 
Jika permasalahannya kandungan TOM yang tinggi, maka disarankan menggunakan probiotik dekomposer yang dapat membantu mendegradasi bahan organik dalam air tambak. “Kami juga sering menyarankan aplikasi disinfektan secara periodik agar dapat menjaga jumlah bakteri patogen (vibrio) tidak melebihi ambang batas,” imbuhnya.
 
Arif juga menjelaskan cara pemakaian produknya. “Contohnya penggunaan probiotik dekomposer, dimana probiotik yang kami pasarkan ini mampu bekerja dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob) sehingga meminimalkan kebutuhan oksigen di dalam kolam. Juga efektif membantu proses penguraian bahan organik dimana probiotik tersebut mampu menguraikan limbah yang berasal dari bahan karbohidrat, serat, protein, dan lipid yang dihasilkan selama proses budidaya. Cara pemakaian probiotik dekomposer tersebut adalah dengan ditebar secara langsung ke kolam dengan dosis 1 kg/Ha setiap 2-3 hari sekali pada malam hari,” urainya.
 
Lalu penggunaan disinfektan yang diharapkan dapat menurunkan tingkat risiko terjadinya penyakit dengan mengendalikan level bakteri patogen. Pemakaian disinfektan tersebut adalah dengan dosis 0,5 - 1 ppm yang diaplikasikan secara periodik setiap 7 hari sekali
 
Ditambahkan Arif, produk-produk tersebut memberikan manfaat yang cukup signifikan dalam menjaga kualitas air tambak dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas budidaya. Karena, bagi Arif, bakteri baik yang menjaga kualitas air tambak.
 
Di tempat terpisah Direktur PT Hari Tua Ceria, Budianto Tan menyebutkan, guna membantu petambak menjaga kualitas air tambaknya, pihaknya juga memanfaatkan keunggulan bakteri, seperti Lactobacillus. “Makanya kami menawarkan produk kami (mengandung Lacto) yang berfungsi mengendalikan kualitas air dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen (vibrio),” paparnya.
 
Dia pun menerangkan cara kerjanya, yakni dengan aplikasi berkala di air serta dosis disesuaikan tebaran dan luas kolam. “Produk ini akan menjaga kualitas air dan mencegah serangan dari bakteri patogen (vibrio). Dan jika digunakan dengan tepat dosis dan tepat pemberian, serta bisa menjaga kualitas air hingga panen total DOC 120 – 140 hari,” tambahnya.
 
Dibandingkan dengan kompetitor, Budianto menerangkan, produk perusahaannya unggul karena tidak hanya dominan Lactobacillus, tapi memiliki kandungan multibakteri positif lainnya yang bermanfaat dalam budidaya. Bahkan ada juga enzim-enzim yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan udang dan imun udang.
 
“Harapan kami, mampu mensukseskan budidaya pada lokasi yang terpapar penyakit atau zona merah. Yang tentunya dibantu dengan pola SOP yang tepat sasaran,” Budianto mengingatkan. 
 
Sinar Ultraviolet 
Sementara Lulu Imtinan Muthiah menyatakan, pihaknya memperkenalkan produk yang memanfaatkan teknologi ultraviolet (UV) guna menjaga kualitas air. Yakni UV disinfection system yang berfungsi sebagai disinfektan air sehingga airnya steril. 
 
“Sinar UV efektif dalam menginaktifasi mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus dan protozoa. Teknologi UV kami telah banyak digunakan pada tambak udang di Vietnam dan Thailand guna membantu filtrasi air tambak udang. Teknologi UV memancarkan sinar ultraviolet UV-C untuk menonaktifkan mikroorganisme sehingga menekan kemunculan patogen pada tambak yang dapat menyebabkan penyakit pada udang,” beber Lulu.
 
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 137/ 15 Oktober -14 November 2023
 

 
Aqua Update + Inti Akua + Cetak Update +

Artikel Lain