Pakan untuk Larva Ikan Nila

Pertanyaan:
Bagaimana cara memberi makan larva ikan nila? Pakan apa yang cocok untuk larva ikan tersebut?  Ridho-Tulungagung
 
Jawab:
Larva ikan nila yang baru menetas dan mulai berenang biasanya masih dalam penjagaan induknya sampai kuning telurnya mulai habis dan benar-benar mulai makan sendiri. Kemudian, larva akan lepas dari penjagaan induknya, biasanya mereka berenang bergerombol di perairan untuk mencari makan.  
 
Pada awal stadia hidupnya, larva nila mencari makan dengan menggunakan indera mata.  Pada stadia ini larva menggunakan sisa-sisa kuning telur yang terkandung di dalam tubuhnya sebagai sumber makanan. Tetapi, larva ikan pun sudah mulai belajar makan sebelum kandungan kuning telurnya habis.  Masa adaptasi ini dapat terjadi beberapa hari.  
 
Jika pemeliharaan larva dilakukan di kolam di luar, dapat dilakukan persiapan air dan kolam untuk menumbuhkan pakan alami melalui pemupukan. Larva nila biasanya memakan sebagian besar plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton sesuai dengan bukan mulutnya. Sampai plankton tersebut mulai habis, larva kemudian dapat diberikan pakan dalam bentuk tepung ataupun pasta dengan kandungan protein kasar 30-40%.   
 
Bila pemeliharaan di dalam bak indoor atau akuarium, larva dapat diberi pakan alami berupa rotifera atau kutu air (Moina dan Daphnia) atau langsung menggunakan pakan buatan berbentuk tepung atau pasta seperti di atas.  Setelah larva ikan agak besar, dapat dilanjutkan pemberian pakan dengan butiran yang lebih besar berbentuk crumble sesuai dengan bukan mulutnya.
 
Pakan untuk larva yang terbaik adalah pakan alami yang masih hidup. Karena, pakan alami yang hidup mengandung enzim sehingga jika dimakan oleh larva akan lebih mudah dicerna.  Pakan alami yang sudah mati (biasanya yang dibekukan atau di vakum) biasanya lebih sulit untuk dicerna. Sebabnya, enzim di dalam pakan tersebut sudah rusak dan pencernaan larva masih belum lengkap.  
 
Pakan alami untuk larva ikan tawar biasanya rotifera dan kutu air (Moina atau Daphnia).  Kutu air dapat ditumbuhkan di kolam pemeliharaan larva dan biasanya akan terlihat berlimpah pada pagi hari.
 
Pakan buatan berbentuk tepung bisa mulai diberikan biasanya pada benih nila yang berukuran 0.4 – 0.8 cm atau yang berusia lebih dari seminggu.  Hal utama yang perlu diperhatikan adalah ukuran pakan buatan harus sangat kecil ( 0.2 – 0.4 mm) agar dapat dimakan oleh benih ikan. Butiran pakan harus rata dan mudah “dilihat” dan ditangkap oleh benih ikan.  
 
Maka, pakan apung adalah yang paling ideal; tetapi juga dapat digunakan pakan “slow sinking” ataupun pasta. Dimana pakan slow sinking yang ditempatkan pada wadah pakan di tengah-tengah kolom air masih lebih baik dibandingkan pakan tenggelam.  
 
Pemberian pakan dilakukan secara “ad libitum” atau sekenyangnya dengan pengamatan yang teliti agar pakan tidak bersisa atau kekurangan. Biasanya frekuensi pemberian pakan 4-5 kali sehari sampai berumur 2 minggu dan frekuensi dikurangi pada minggu berikutnya sampai kemudian berakhir pada dua kali pemberian pakan sehari.
 
Faktor berikutnya yang terpenting adalah kecernaan pakan buatan. Sebabnya, pakan berprotein dan energi tinggi jika sulit dicerna, maka tidak memberi manfaat bagi benih ikan.  Jangan menggunakan pakan untuk pembesaran dengan cara digiling atau direndam. Karena, kandungan nutrisi pakan untuk pembesaran berbeda dengan pakan untuk benih ikan.  
 
Disamping itu pakan yang digiling ukurannya tidak rata, tidak dapat mengapung. Sehingga, akan sulit untuk dimakan benih ikan dan akan terbuang mengotori air kolam. Demikianlah informasi dari kami, selamat mencoba dan semoga berhasil.
 
 

 
Aqua Update + Konsultasi + Cetak Update +

Artikel Lain