Kontes Ikan Oscar yang Mendunia

Kontes Ikan Oscar yang Mendunia

Foto: 


Kontes oscar perdana di Indonesia diikuti 52 peserta dan ikannya berasal dari seluruh Indonesia, memperebutkan total hadiah Rp 83 juta
 
Kontes Oscar Mania Fish Election Champion (OFEC) 2022 digelar pada 31 Juli 2002 di Balai Ikan Hias Depok Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Acara ini diselenggarakan olah Oscar Mania Indonesia (OMI) bersama  VDS Jerman, yang didukung oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP). Acara ini diikuti 53 ikan peserta kontes dari seluruh Indonesia, memperebutkan total hadiah Rp 83 juta.
 
Dijelaskan Presiden OMI, Alexandrew Edeij OFEC merupakan festival seni dan budaya ikan hias oscar. Kejuaraan OFEC berlangsung setiap tahun dengan 12 peserta utamanya adalah Pemenang dalam OSCAR OF THE MONTH (OOTM) Oscar Mania Indonesia, setiap bulannya. Sisa peserta yang hadir, terbuka untuk umum dan gratis biaya pendaftaran. 
 
Eksistensi Oscar
Dalam wawancaranya, pria yang akrab disapa Alex mengatakan, ini merupakan kontes perdana di Indonesia dan kedua di dunia. Pada tahun 2008 kontes oscar pertama digelar di Meksiko dengan jumlah partisipan yang ikut sebanyak 88 peserta. Namun pada tahun tersebut kondisinya masih belum spesifik, dimana kontes yang dilakukan masih bergabung dengan ikan jenis chiclid lainnya. Dan baru pada 2022 inilah kontes yang spesifik ikan oscar digelar. 
 
“Sebenarnya tahun ini pun sudah dua kali didundur kegiatannya, pada awalnya Maret 2022 namun karena belum ada beberapa urusan yang belu bisa diselesaikan maka diundur,” beber Alex siang itu pada TROBOS Aqa. Imbuhnya, ikan asal Brasil ini pun marak dibudidayakan pada tahun 2002 ke bawah.
 
 Untuk di Negara China sendiri mulai masuk kesana sekitar tahun 2006, kemudian tahun 2009 di Thailand. Sedangkan untuk Indonesia sendiri oscar sudah cukup dikenal kalangan masyarakat, pasalnya sejak tahun 1970 an oscar sudah ramai dikembangbiakan di Indonesia. Walaupun sempat redup dan bergeser ke komoditas ikan hias lainnya oscar tetap menjadi komoditas ikan hias yang masih eksis di kalangan ikan hias. 
 
Maka dari itu OMI sejak 2021 telah menggandeng para pembudidaya, ia katakan, pembudidaya ikan hias sebagai keanggotaan mitra atau Partnership Membership. Dari 3 desa di Wilayah Pamijahan Bogor, dan 7 desa Kabupaten di Sumatera Utara (Sumut), lima diantaranya kami jadikan sebagai lokasi budidaya percontohan. Upaya OMI bersama-sama dengan para pembudidaya adalah bagaimana membudidayakan kembali generasi berikut yang menurunkan keturunan genetik yang lebih baik dari sebelumnya 
 
“Proses ini memakan waktu yang panjang dikarenakan terbatasnya jurnal budidaya ikan hias oscar dari balai balai benih yang lama terhenti semenjak tahun 1992. Dimana saat ini kami harus memulai segala sesuatunya dari awal,” ungkapnya.
 
Melihat perkembangannya, Kepala BPSDMKP, I Nyoman Radiarta mengatakan, tingginya peminat Oscar menjadi peluang budidaya ikan Oscar kian menjanjikan, data Produksi Ikan hias tahun 2021, produksi ikan hias sebesar 34,5 juta USD 80,63 % di dominasi oleh ikan hias air tawar (27,8 juta USD), yaitu ikan arwana super red, cupang, botia, koi, maskoki, Oscar dan lainnya. 
 
“Meskipun ikan Oscar tergolong ikan introduksi, KKP mempunyai kewenangan untuk mengawasi dan mensupervisi pembudidaya ikan hias oscar yang tumbuh dipara pembudidaya,” ungkap Nyoman. Diharapkan OMI dapat menjembatani pameran, kontes dan acara lainnya berskala International untuk mampu mempromosikan ikan hias Indonesia. 
 
 
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 123/15 Agustus - 14 September 2022

 
Aqua Update + Hobi + Cetak Update +

Artikel Lain