Membisniskan Ikan Hias ala Tulungagung

Membisniskan Ikan Hias ala Tulungagung

Foto: 


Beragam jenis ikan hias dipasok dari Tulungagung yang pasarnya sudah mencapai ekspor
 
Beberapa waktu lalu, TROBOS Aqua asyik bercengkrama bersama seorang pembudidaya ikan air tawar perempuan asal Tulungagung-Jawa Timur, Hindun Rohimah. Dia menyebut, rerata ikan hias, khususnya selama masa pandemi, menjadi ladang hiburan bagi para penghobi maupun pembudidaya ikan hias. 
 
“Apalagi yang jualan! Contohlah untuk ikan cupang. Di sini yang jualan itu anak-anak sekolah. Pas dulu awal pandemi itu kan sekolah di rumah, otomatis pegang hape. Mereka sekolah sambil jualan sampai pasarnya ke Jakarta itu ambilnya dari sini. Bahkan ada mobil kurir khusus yang ambil ikan setiap hari itu. Anak-anak yang udah transaksi online via hape tiap hari itu udah nungguin mobil kurir itu untuk kirim ikan,” ungkap perempuan pembudidaya ikan patin, gurami, koi, cupang, hingga discus ini.   
 
Tidak menampik, ia pun mengaku mendapat profit ketika penjualan ikan hias yang sempat menanjak di awal pandemi. Makanya, dari sedikitnya 20 kolam yang ia miliki, ia variasikan budidaya ikan hias selain ikan konsumsi. “Apalagi ikan hias itu untuk pelihara cukup 2 minggu sudah bisa dijual karena segmen ukuran sudah masuk di pasaran,” terangnya bercerita tentang discus yang ia pelihara. 
 
Untuk discus ini, ia contohkan satu kolam 3x5 meter. Benih yang ia pelihara kemudian ia jual di ukuran 2 inci (5 cm). Keuntungan yang ia dapat, bisa sekitar Rp 1 juta per bulannya (baca TROBOS Aqua edisi 119).  
 
Belum lagi, keahlian membudidayakan ikan hias sudah turun-temurun dari orangtuanya yang juga berusaha budidaya ikan. “Dulunya bisnis ikan hias ini ayah saya mulainya dari pelihara ikan sedaker (swordtail),” tambahnya. 
 
Budidaya Mas Koki di Halaman Rumah
Tidak heran kawasan ini menjadi satu sentra ‘pemuas’ para penghobi ikan hias di seantero nusantara. Saat TROBOS Aqua berkeliling ke desa-desa kampung pembudidaya ikan, hampir di setiap rumah selalu ada kolam ikan. Terkhusus ikan hias, hampir setiap halaman rumah itu pasti ada ruang untuk dibuatkan kolam ikan hias.
 
Sigit Yupurwo, Penyuluh Perikanan Kabupaten Tulungagung bercerita, setidaknya ikan hias seperti mas koki sudah berdekade menjadi primadona budidaya di kawasan ini. Bahkan tren budidayanya jauh mendahului zaman budidaya ikan koi. 
 
Pembudidaya ikan hias, sepengetahuan Sigit, berkembang dulu dan harganya kompetitif di pasaran. “Bisa dibilang harga ikan hias di sini bisa bersaing dan murah. Mengapa? Karena pakannya oleh kebanyakan pembudidaya itu langsung diambil dari sungai. Contohnya pembudidaya cupang yang mengedepankan penjualan kualitas, tentu pakan cacing sutra dari sungai menjadi andalan. Makanya cupang Tulungagung banyak dicari di pasaran,” ujar Sigit. 
 
Sembari menemani TROBOS Aqua berkeliling ke sentra-sentra budidaya ikan hias di Tulungagung, ia pun bercerita singkat tentang sejarahnya. “Bisa dibilang dari tahun 1960an udah mulai (budidaya mas koki). Ketika untuk isi air kolam dulu masih nimba air sumur. Yang seiring waktu diganti disel, setelah itu ganti pompa air listrik karena  lebih efisien dan lebih murah,” papar Sigit. 
 
Hingga saat ini sentra mas koki di Tulungagung setidaknya berada di tiga desa, yakni Desa Boyolangu, Bangoan, dan Karangrejo.  Dan Bamoan menjadi pelopor budidaya mas koki di kabupaten ini. 
 
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 121/15 Juni - 14 Juli 2022
 

 
Aqua Update + Hobi + Cetak Update +

Artikel Lain