Koki yang Tak Sepi Penghobi

Koki yang Tak Sepi Penghobi

Foto: 


Memelihara ikan mas koki baik untuk kontes maupun hobi, membutuhkan ketelatenan dan kecermatan. Awalnya belajar untuk mencintai dulu, kemudian pelihara dengan baik
 
 
Salah satu jenis ikan hias yang memiliki banyak peminat fanatik adalah ikan mas koki. Ikan yang berasal dari daratan China tersebutm emiliki variasi strain paling banyak (lebih dari 70 strain genetik). Saat ini ada lebih dari 180 varian di seluruh dunia. Variasi strain ini meliputi warna, betuk tubuh, sirip, mata, hood/seperti ada mahkota di kepalanya, serta tulang kerangka/scale morphologies. 
 
 
Di Indonesia sendiri, ikan mas koki banyak jenisnya. Mulai dari oranda, ryukin, ranchu dan lain sebagainya. Dari tahun ke tahun, peminat ikan hias ini tak pernah surut, meskipun juga dikenal musim paceklik. Hal ini diungkapkan oleh Reza Stefanus, Pemilik Reza Goldfish Farm pada paparannya di acara Koki Talks yang diselenggarakan oleh Balai Riset dan Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok belum lama ini. 
 
 
Pria yang mencintai koki sejak sekolah dasar ini menjelaskan ketertarikannya mengembangkan budidaya ikan mas koki karena setiap ikan memiliki karakteristik unik. “Ya bisa dibilang saya full totalitas di koki sejak usaha ATK saya gulung tikar di 2021,” ungkapnya. 
 
 
Ia fokus pada tiga strain yang dikembangkan yaitu oranda, ryukin, dan ranchu. “Itupun kita bergantian. Jadi setiap kali beternak, kita hanya bisa 2 jenis ikan dengan karakter berbeda. Apabila  tiga sekaligus kita  ternakkan, karakternya akan berbeda-beda semua dan akan mengacaukan hasil produksi kita nantinya,” imbuh Reza. 
 
 
Ketiga jenis tersebut kerap disertakan dalam kontes. Terhitung sejak 2005, Reza aktif terlibat dalam even-even pameran dan kontes-kontes. “Yang sudah menang ranchu, oranda belum, ryukin yang sudah berkali-kali menang kontes,” tuturnya dengan wajah sumringah.
 
 
Pasar Menjanjikan
Tak hanya berfokus pada even dan juga kontes-kontes, Reza juga mengembangkan koki hasil budidayanya menyasar pasar-pasar potensial para hobiis, bahkan ia juga menembus pasar ekspor. Pasar domestik meliputi Jabodetabek, sedangkan untuk pasar ekspor, sasarannya ke negara-negara ke Asia (Singapur, Malaysia Hongkong, Tailand, Vietnam, Filipina). 
 
 
Ia menjelaskan, penjualan tidak bisa dipastikan. Biasanya buyer beli tidak banyak-banyak. Sekali mengirim, sekitar 20 - 50 ekor. Karena kita juga selektif dalam breeding (pemijahan). Dari 2 ribu ekor per sekali pemijahan, yang kita ambil sekitar 10 - 15 persennya. “Dari 200 - 300 ekor yang kita keeping, untuk yang layak kontes sekitar 2 - 5 persen. “Sisanya ya komersial grade dengan kategori bagus,” terang Reza bersemangat. Untuk grade komersial, koki siap dilepas di umur 2,5 bulan dengan harga Rp 5.000 rupiah per ekor. 
 
 
Diakui oleh Reza, para hobiis menyukai ikan koki karena beberapa faktor. Di antaranya, jenis oranda memiliki ekor lebar seperti selendang sutra, punya jambul kepala dan bendolnya besar. Itu yang gaya berenangnya lucu. Kalau Ranchu, salah satu jenis ikan yang tidak memiliki sirip punggung dan mencerminkan ikan mas koki yang gagah dan biasanya dipelihara oleh yang betul-betul fanatik. 
 
 
Jenis ryukin itu unik punya punuk, kepala kecil, dan lancip, sehingga terlihat gagah. Ada juga jenis demekin yang bentuk badan seperti ryukin, matanya belok ke luar. Semakin matanya kelihatan besar, orang semakin suka. “Ada satu lagi mata belok yang paling banyak disukai orang. Tapi dari semuanya, tiga jenis yang saya kembangkan  ini paling familiar,” terang Reza.
 
 
 
Selengkapnya Baca di Edisi 114 14 November - 15 Desember 2021

 
Aqua Update + Hobi + Cetak Update +

Artikel Lain