Atasi Bakteri dan Jamur pada Ikan

Tanya :

Saya seorang pembudidaya ikan di daerah Jawa Barat yang memelihara ikan mas, gurami, dan nila di kolam. Saya seringkali menghadapi masalah pada bulan Juli-Agustus, yaitu ikan banyak yang mati dengan tanda-tanda terdapat bintik-bintik putih pada tubuhnya dan luka kemerahan di sekitar mulut. Kematian ikan untuk Nila bisa mencapai 20 - 30 ekor per hari sedangkan untuk ikan mas sekitar 10 - 15 ekor per hari. Ikan gurami lebih tahan tetapi nafsu makannya turun, ikan tidak mau makan. Bagaimana kiranya saya dapat mengatasi masalah ini?

Dadang-Bandung

 

Jawab:

Berdasarkan informasi yang diberikan kami menduga bahwa ikan yang Anda pelihara terkena serangan bakteri atau jamur. Bakteri dan jamur selalu terdapat di lingkungan kita dan keberadaannya tidak dapat kita hindari.

 

Bakteri dan jamur akan berkembang pesat jika lingkungannya mendukung, misalnya kondisi air atau tanah kolam yang penuh kotoran atau bahan organik yang membusuk. Jika jumlah bakteri, jamur atau organisme patogen lain dalam air meningkat maka peluang ikan untuk terserang penyakit akan semakin tinggi.

 

Masa antara akhir bulan Juni hingga akhir Agustus, bahkan awal September merupakan masa rawan bagi hewan air. Kita biasa menyebutnya dengan masa panca-roba; yaitu peralihan dari musim hujan ke musim panas. Pada masa tersebut hujan sudah jauh berkurang, tetapi kadang kala hujan turun sangat lebat, terutama pada malam hari. Sementara itu pada siang hari cuaca biasanya panas, akibatnya timbul gejolak pada kondisi kualitas air.

 

Faktor kualitas air yang sangat perlu diperhatikan disini adalah perubahan suhu yang terjadi secara drastis antara malam hingga pagi hari dibandingkan dengan siang hari. Pada musim tersebut suhu air pada pagi hari bisa mencapai 26oC sedangkan siang hari suhu bisa 29 - 30oC. Perubahan suhu yang drastis akan mengakibatkan ikan menjadi stres. Dalam kondisi stres maka ikan menjadi rentan terhadap serangan berbagai penyakit.

 

Tindakan yang Anda lakukan dengan mengganti air sudah cukup baik. Penggantian air diharapkan dapat mengurangi gejolak suhu yang timbul dalam air kolam. Air yang mengalir mempunyai suhu yang relatif lebih stabil. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah sumber air yang digunakan harus yang lebih baik dibandingkan air yang ada dalam kolam. Tidak jarang sumber air yang digunakan untuk kolam juga mengandung bibit-bibit penyakit, seperti bakteri dan parasit ikan.

 

Faktor kedua adalah umur kolam yang digunakan. Jika kolam Anda terbuat dari tanah maka kemungkinan di dasar kolam sudah terjadi penumpukkan lumpur. Untuk itu kami sarankan agar lumpur tersebut diangkat ke luar, setelah itu tanah dasar dikapur kemudian dibalik dan dikapur lagi. Hal ini untuk mengembalikan kesegaran tanah dasar kolam dan menghilangkan sumber-sumber penyakit yang mungkin terdapat di dasar kolam.

 

Untuk pengobatan Anda bisa memberikan garam ke dalam air kolam. Ikan nila dan ikan mas cukup tahan terhadap salinitas air hingga 10 ppt (10 g garam /L air), bahkan ikan Nila tetap dapat tumbuh pada salinitas 15 ppt. Garam tersebut harus dilarutkan terlebih dulu dalam air sebelum disebarkan ke dalam kolam sehingga dapat cepat larut dengan air kolam.

 

Garam yang digunakan adalah garam yang tidak beriodium (bukan garam meja), bisa menggunakan garam tambak. Garam diberikan pada pagi hari dan sore hari air kolam bisa diganti sehingga terjadi pengenceran hingga air menjadi tawar kembali. Jika luas kolam Anda 50 m2 dan kedalaman air sekitar 1 m, maka jumlah garam yang ditambahkan sekitar 2 - 3 karung (100 - 150 kg), selamat mencoba. lTROBOS/adv

 
Aqua Update + Konsultasi + Cetak Update +

Artikel Lain