Foto:
Lampung (TROBOSAQUA).Iklim budidaya udang yang tidak baik-baik saja pada 2024 harus berubah. Pada 2025, para pembudidaya dan segenap pemangku kepentingan lainnya bertekad budidaya udang harus bangkit melalui perbaikan di berbagai lini.
Demikian tekad dan semangat yang terpancar pada diskusi dengan topik ‘Budidaya Udang Pasti Bisa Pasti Untung’yang digelar atas kerjasama PT CP Prima dengan Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur (FKPA) di Hotel Emersia, Bandarlampung-Lampung,Kamis (19/12/2024).
Diskusi yang dibuka Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Provinsi Lampung Liza Dernitersebut menampilkan empat narasumber yakni Fivi Najmushabah, Agus Winarko dan Guruh Suryawan dari PT CP Prima serta Kristina dari Sinar Hidup Satwa (SHS).
Dalam sambutannya Kadis KP Provinsi Lampung,Liza Dernimenekankan agar ke depan petambak harus menjalankan budidaya udang yang ramah lingkungan. Pengolahan limbah merupakan kegiatan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
“Lampung harus menjadi contoh budidaya udang yang baik dan ramah lingkungan serta produksinya bangkit,” tuturnya di depan sekitar 200-an peserta yang terdiri dari kepala badan/instansi terkait, pemilik tambak, manajer, teknisi dan sarana pendukung lainnya.
Kadis minta petambak untuk menebar benur yang unggul, bebas penyakit yang dibuktikan dengan sertifikat. Stop mengggunakan benur yang penting asal murah. Terus lakukan modernisasi teknis budidaya, tingkatkan skill dan kompetensi SDM tambak.
Sementara dari pihak pemerintah, Liza Derni melanjutkan, terus berusaha menyederhanakan regulasi investasi, pengaturan tata ruang dan revitalisasi tambak dengan harapan budidaya berjalan lancar.
Manajemen Tambak
Narasumber pertama Fivi Najmushabah menyatakan bahwa manajemen tambak menjadi faktor dominan dalam menentukan kelancaran budidaya udang dibandingkan dengan kualitas pakan dan kualitas benur.
“Yang memberikan kontribusi paling besar terhadap indikator performa di tambak adalah manajemen. Meski kualitas pakan dan kualitas benur memberikan kontribusi yang lebih rendah tetapi keduanya tetap penting,” tuturnya mengawali pemaparan materi.datuk-lampung/dini/edt