Oleh: Riris Yuli Valentine dan Ni Putu Dian Kusuma
Kupang (TROBOSAQUA). Pemberdayaan masyarakat pesisir kian digencarkan. Baru-baru ini tim Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang dibawah koordinasi Rifqah, Kepala P3M, menyusun program Desa Eco-Bahari.
Program ini memiliki dua fokus, pertama adalah memperkuat budidaya rumput laut melalui metode seleksi varietas rumput laut atau selvarula agar masyarakat memperoleh panen lebih berkualitas dan tahan terhadap perubahan lingkungan. Kedua, meningkatkan peran perempuan pesisir dengan pelatihan pengolahan hasil perikanan sehingga lahir produk bernilai tambah yang lebih tahan lama dan memiliki peluang pasar.
Potensi Pengolahan Ikan
Selama ini di kawasan Kupang-Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya, masyarakat pesisir Kupang menghadapi tantangan hasil laut yang sering kali hanya dijual mentah. Akibatnya, cepat turun nilainya dan tidak memberi tambahan pendapatan yang cukup.
Di sisi lain, perempuan pesisir memiliki peran penting, namun jarang mendapat kesempatan untuk terlibat lebih jauh. Karena itu tim dosen menghadirkan pelatihan agar mereka mampu mengolah ikan dan rumput laut menjadi produk bernilai tambah. Dengan keterampilan baru ini, hasil laut tidak hanya berhenti sebagai bahan mentah, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan keluarga.
Pelatihan dipandu Irandha bersama tim dosen penangkapan dan kewirausahaan pengolahan hasil perikanan. Peserta belajar membuat bakso ikan, abon, nugget, hingga mie rumput laut. Materi yang diberikan mencakup teknik memasak, penggunaan peralatan, pengemasan, serta menjaga standar higienis agar produk siap dipasarkan.
Salah satu peserta, Ola, mengaku lebih percaya diri setelah mengikuti kegiatan ini. Ia kini mampu menghasilkan produk olahan yang bisa menambah pendapatan keluarga, tidak hanya mendampingi suami di laut. Dari sini terlihat bahwa perempuan pesisir juga bisa menjadi penggerak ekonomi rumah tangga.
Program Selvarula dan pelatihan olahan perikanan memberi dampak nyata bagi masyarakat pesisir. Perempuan pesisir mulai berdaya dengan keterampilan mengolah hasil laut menjadi produk bernilai tambah. Semua langkah ini menunjukkan bahwa program Eco-Bahari bukan sekadar kegiatan sesaat, tetapi upaya bersama untuk membangun kemandirian.
Harapannya kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan sinergi antara kampus, masyarakat, dan mitra pendukung. Dengan kerja sama yang terjaga, masyarakat pesisir Kupang desa Lifuleo tidak hanya mampu menjaga tradisi lautnya tetapi juga menatap masa depan dengan lebih percaya diri dan berdaya.
Dosen Lektor Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang