Oleh: Riris Yuli Valentine
Semau(TROBOSAQUA). Desa Bokonusan, Pulau Semau, Kabupaten Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal dengan potensi perikanan tangkap yang melimpah, namun hasil tangkapan ikan lebih banyak dijual segar dengan harga rendah dan daya tahan singkat. Akibatnya, pendapatan nelayan sulit meningkat.
Cukup berbeda dari biasanya, hari itu senyum bahagia terpancar dari wajah masyarakat Desa Bokonusan. Mereka baru saja menerima dukungan nyata melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pertamina (Persero) Integrated Terminal Tenau yang berkolaborasi dengan Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Kupang. Bantuan ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah langkah penting untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual produk perikanan masyarakat setempat.
Mendapat Pelatihan
Melalui program CSR TJSL, masyarakat mendapatkan dukungan berupa tiga unit mesin ikan asap untuk membantu proses produksi, serta peralatan pengemasan modern seperti vacuum sealer, plastik kemasan, dan stiker label produk yang dapat membuat tampilan produk lebih higienis, menarik, dan siap bersaing di pasar.
Tidak berhenti pada penyerahan alat, masyarakat juga mendapat bekal pengetahuan dari tim Politeknik KP Kupang. Mereka dilatih cara mengolah ikan asap dengan metode yang lebih higienis, cara menggunakan vacuum sealer untuk memperpanjang daya tahan produk, hingga strategi sederhana dalam membuat kemasan yang rapi dan menarik. “Dengan kemasan modern, produk ikan asap tidak hanya lebih tahan lama, tapi juga bisa menembus pasar yang lebih luas, bahkan sampai toko modern,” jelas salah satu dosen pendamping dari Politeknik KP Kupang yang terlibat dalam pelatihan.
Harapan untuk Masyarakat
Program ini diharapkan mampu membuka peluang usaha baru bagi warga Desa Bokonusan. Produk ikan asap yang sebelumnya hanya dijual sederhana kini bisa tampil lebih profesional. Dengan kemasan yang baik, produk ini tidak hanya dipasarkan di sekitar Semau, tetapi juga bisa menjangkau Kupang hingga wilayah lain di NTT.
Perubahan ini tentu memberikan harapan besar; nelayan tidak lagi hanya mengandalkan penjualan ikan segar dengan harga pasaran rendah, melainkan dapat memperoleh penghasilan tambahan dari produk olahan yang lebih berkualitas dan bernilai tinggi. Mari bersama-sama menjaga mutu produk dan mengembangkan kreativitas dalam mengolah hasil laut. Dengan sinergi antara perusahaan, akademisi, dan masyarakat, Pulau Semau bisa dikenal lebih luas sebagai penghasil produk perikanan berkualitas tinggi. Mutu terjaga, daya saing meningkat, kesejahteraan masyarakat Semau pun terangkat.
*Dosen Lektor Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang