Keberadaan pakan alami sangat penting dalam proses pembenihan ikan. Salah satu pakan alami yang kerap kali dilupakan atau dikesampingkan itu adalah cacing sutera (Tubifex). Cacing sutera sangat diperlukan untuk ketahanan hidup larva.
Kendati keberadaan sangat penting, tak semua orang telaten membudidaya cacing sutera. Bahkan sebagian orang menyepelekan keberadaanya. Padahal, cacing sutera ini menjadi salah satu kunci suksesnya usaha pembenihan ikan air tawar.
Memang, potensinya di alam sangat besar. Namun, dalam waktu tertentu sangat susah untuk mendapatkan cacing sutera. Seperti pada saat kemarau panjang atau pada saat curah hujan tinggi, cacing sutera akan sulit didapatkan dari alam. Sehingga budidaya cacing sutera juga penting, agar pembudidaya ikan setiap saat bisa mendapatkan pakan alami ini.
Analis Akuakultur Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Susi Roselia mengungkapkan, ketika budidaya air tawar berkembang pesat, kebutuhan cacing sutera pun akan meningkat. “Cacing sutera banyak dibutuhkan untuk kebutuhan pakan alami pembenih lele, gurame, ikan hias dan ikan air tawar lainnya. Cacing sutera diperlukan untuk asupan benih ikan pada usia larva,” papar Susi, di Jakarta, belum lama ini.
Pembudidaya ikan (pembenih) tak bisa mengandalkan cacing sutera terus-menerus dari alam. Hal itu dikarenakan, pada saat tertentu seperti musim kemarau panjang dan penghujan keberadaan cacing sutera di alam sangat sulit. Padahal, kebutuhan pakan alami itu harus tetap ada untuk menyokong keberlanjutan usaha pembenihan ikan.
Menurut Susi, larva ikan lele mulai usia 4 hari memerlukan asupan cacing sutera untuk keberlangsungan hidupnya. Larva tersebut setelah usia 10 hari baru mulai dilatih untuk mengkonsumsi pakan buatan berupa pelet serbuk.
“ Pada fase larva atau setelah lepas induk, diperlukan pakan alami untuk ketahanan dan keberlangsungan hidupnya. Cacing sutera yang ukurannya sangat kecil sangat tepat untuk pakan larva . Tak hanya lele, larva gurame pada usia 4 hari juga memerlukan asupan cacing sutera,” papar Susi.
Bisa dikatakan, cacing suteramerupakan limiting faktor. Artinya, kalau tanpa tubifex, produksi benih akan terganggu. Tak heran apabila usaha perbenihan lele, patin dan juga gurame tak bisa lepas dari keberadaan cacing sutera. Keberadaan cacing sutera sebagai pakan alami tak bisa dihilangkan. Mengingat, cacing sutera sangat esensial dan penting bagi pembudidaya.
Tidak hanya cacing sutera, pakan alami seperti, rotifera, artemia, moina ataupun daphnia memiliki peran penting untuk budidaya ikan ataupun udang. “Masyarakat, khususnya pembudidaya jarang sekali melihat betapa pentingnya peranan pakan alami tersebut. Mereka hanya mengandalkan dari alam yang pada saat tertentu sulit didapatkan,” ujarnya.
Pakan alami seperti cacing sutera dianggap sebagai pondasi dalam berbudidaya ikan. Lantaran keberadaannya cukup penting, kegiatan budidaya pakan alami terus dikembangkan di sejumlah unit pelayanan teknis (UPT) Perikanan Budidaya, badan riset dan lainnya. Pakan alami seperti cacing sutera kedepannya memiliki potensi bisnis menarik, bahkan bisa menjadi skala industri.
Pakan alami ini sangat penting untuk menjaga pasokan benih dan keberlangsungan produksi benih." Kalau benih tersedia, produksi juga tidak terganggu. Sehingga, volume produksi perikanan budidaya nasional akan terus naik,” ujarnya.
Susi mengatakan, kalau ingin membangun industri benih, maka industri pakan alami juga harus dibangun. Cacing sutera yang biasanya dapat di saluran, kolam-kolam irigasi biosekuriti serta higienismenya kurang terjamin. Sehingga diperlukan sistem budidaya cacing sutera yang terjamin keamanan dan kesehatannya.
Tulisan ini sudah ditulis kembali di majalah TROBOS Aqua edisi 151/ 15 Desember - 14 Januari 2025, pada rubrik Andalan Tawar.