Foto:
Tulisan ini menyebut MSG, tidak terkait dengan zat penyedap makanan—Mono Sodium Glutamat, yang terkenal dalam konsumsi berlebih membawa dampak negatif bagi kesehatan. MSG di sini dimaksudkan singkatan dari Makan Siang Gratis. Suatu janji politik, yang dalam pemilihan umum (pemilu) seringkali bernuansa idealis; sedap dipandang, sulit diwujudkan. Dalam pelaksanaan sebaiknya realistis, program mulia tersebut diterapkan, tapi sesuai dengan kondisi kemampuan yang dimiliki.
Pemberian MSG bagi siswa sekolah, tentu sangat menarik perhatian masyarakat, serta selaras dengan Sustainable Development Goal 2.0—Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, Zero Hunger. Dan juga SDG 3.0, keluarga sehat dan sejahtera. Namun pelaksanaannya harus diperhitungkan secara matang, mempertimbangkan prioritas pembangunan secara utuh, serta dengan pengelolaan yang positif dan kreatif.
Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia pernah mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut beresiko menambah defisit fiskal. Jangan sampai membuat hutang negara melebihi ambang batas, atau mengurangi prioritas lain, misalnya biaya operasional pendidikan, penyediaan sarana-prasarana, subsidi bahan-bakar untuk nelayan, jaminan kesehatan masyarakat, dan lain-lain.
Institusi yang melaksanakan MSG juga hendaknya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, seperti Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama dengan pemerintah daerah, dan berkolaborasi dengan organisasi masyarakat serta swasta. Misalnya pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Sesuai dengan realitas ketersediaan dana dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat setempat, lokasi pelaksanaan dan jadwal pemberian MSG tersebut bisa juga dipilih. Misalnya, lokasinya hanya pada kawasan daerah tertinggal, terpencil dan terdepan. Penyediaannya juga bisa tidak setiap hari, tapi misalnya seminggu tiga atau dua kali. Walaupun secara praktek tidak setiap hari, namun kegiatan ini sudah bermanfaat memberi pesan bahwa makan adalah hal mendasar yang penting, harus bergizi, serta mendorong pemerintah maupun masyarakat untuk peduli terhadap kesejahteraan warga, melalui donasi pangan.
Hal sangat penting yang tidak boleh dilupakan adalah MSG ini harus memiliki nilai gizi yang tinggi. Misalnya disajikan telur yang mengandung asam amino terlengkap, dan agar gizi seimbang juga harus disajikan sayur atau buah, yang kaya vitamin dan mineralnya.
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 146/ 15 Juli - 14 Agustus 2024