Lampung (TROBOSAQUA). Masih bergulirnya berbagai penyakit udang di Lampung terus menjadi perhatian pengurus dan anggota Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur (FKPA). Pekan lalu, FKPA menggelar serangkaian diskusi penyakit udang sekaligus halal bihalal yang difasilitasi PT Behn Meyer Indonesia di setiap sentra udang di daerah ini.
Diskusi pertama diawali di Padang Cermin, Senin (8/5) yang diikuti pengurus dan anggota FKPA Korwil Pesawaran. Terus keesokannya di Kalianda, Lampung Selatan (Lamsel) Selasa (9/05) yang diikuti oleh anggota FKPA Korwil Lamsel dan Lamtim. Dilanjutkan di Kotaagung, Kab Tanggamus, Rabu (10/5), lalu di Pesisir Barat, Kamis (11/5) dan terakhir di Hanura, Jumat (12/5) siang.
Dari setiap diskusi, selain saling bermaaf-maafan sebagai tanda halal-bihalal, peserta menyampaikan kondisi budidaya udang di wilayahnya masing-masing, terutama terkait dengan serangan penyakit. Terungkap bahwa terdapat dua penyakit yang dominan menyerang udang di Lampung, yakni IMNV dan AHPND.
Seperti diungkapkan Nanang, teknisi tambak saat diskusi di Hanura. Menurut teknisi senior ini, hingga kini IMNV masih sering menyerang udang di tambak yang dikelolanya. Dari pengalaman dan pengamatannya, IMNV disebabkan oleh faktor lingkungan yang buruk. Pasalnya setelah sejumlah tambak di sekitar tambaknya tidak beroperasi maka serangan IMNV mulai berkurang. “Itu artinya ketika lingkungan membaik maka serangan IMNV menurun,” ungkap Nanang di depan sekitar 40-an peserta diskusi.
Selain menjaga lingkungan, Nanang menyarankan, untuk mencegah penyakit bisa meniru pola tanam padi serentak. “Saya yakin ketika menebar benur serentak pada suatu kawasan budidaya dan panen serentak serangan penyakit akan berkurang. Sebab jika satu farm panen dan farm lainnya persiapan maka sudah pasti kualitas air yang disedot dari lingkungan jauh lebih buruk sehingga ketika sterilisasi dan treatment air di tandon dan kolam kurang optimal maka penyakit dari farm yang panen masuk ke farm yang sedang persiapan,” jelasnya.
Peserta diskusi lainnya, Maryono mengungkapkan, bahwa triger penyakit AHPND adalah vibrio hijau. Oleh karena itu pembentukan plankton pada awal budidaya sangat menentukan. Lalu upaya lain yang dilakukannya guna mencegah AHPND adalah aplikasi probiotik dengan bakteri Lactobacillus.edt/datuk