Minggu, 14 Mei 2023

Merangkum Teori Sampai Produksi Ikan Laut

Merangkum Teori Sampai Produksi Ikan Laut

Foto: 


Pengelompokan ikan berdasar ikhtiologi diterapkan dalam statistik produksi perikanan laut. Contoh paling populer, data produksi perikanan dikelompokkan dalam produksi ikan pelagis (besar dan kecil) dan demersal. 
 
Ikhtiologi adalah cabang ilmu zoologi yang mempelajari kehidupan ikan. Iktiologi berada pada 2 disiplin ilmu, yaitu biologi untuk aspek pengetahuannya dan perikanan untuk aspek terapannya. 
 
Aliman Selian, Kepala Dinas Perikanan Provinsi Aceh menyatakan produksi perikanan laut di provinsi Aceh yang ditangkap di WPP (Wilayah Perikanan Tangkap) 571 Selat Malaka, tercatat produksi ikan pelagis kecil 36.673 ton, pelagis besar 25.552 ton, dan demersal 19.565 ton. Dari WPP 572 Samudera Hindia berhasil didaratkan ikan pelagis kecil 74.514 ton, pelagis besar 83.998 ton dan demersal 40.474 ton. 
 
Aliman menguraikan ikan yang didaratkan melalui 21 pelabuhan perikanan di provinsi Aceh ada 78 jenis ikan berdasar spesies. Namun secara statistik hasil tangkapan laut didominasi oleh 7 jenis ikan yaitu cakalang, tongkol, layang, kembung, tuna, selar dan teri. Produksinya mencapai 222 ribu ton pada 2022. Cakalang, tongkol, layang dan tuna sebagian besar diekspor ke Jepang, Italia dan  Asia. 
 
Selanjutnya merespons semakin langkanya ikan karang dan udang windu endemik Aceh, Aliman mengaku telah menyusun Peraturan Gubernur No 3 tahun 2023 tentang Rencana Aksi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di Perairan Aceh Tahun 2023 - 2027 untuk Komoditas Ikan Karang, Udang Windu dan Hiu Pari di WPP 571 dan 572. “Sekarang semakin sulit mendapatkan ikan endemik Aceh termasuk udang windu. Dulu kita mudah sekali mendapatkan induk udang windu,” ujar dia. 
 
Spesimen Ikan
Pemateri kedua Online Training Course MII ini- Prof Teguh Peristiwady, ahli Zoologi Laut dari bagian Oseanografi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, diantara riset ikhtiologi adalah mengumpulkan data berupa spesimen dan dokumen foto jenis-jenis ikan laut baik ikan ekonomis maupun non ekonomis. Sebelum dilakukan dokumentasi foto, terlebih dahulu dilaksanakan koleksi spesimen. 
 
Koleksi menggunakan alat tangkap jaring pantai, dilakukan dengan metode spasial dan temporal. “Metode spasial dilakukan dengan mengangkat jaring lebih sering. Pada metode temporal, jaring diangkat berdasarkan waktu pagi, siang, sore dan malam hari,”ujar spesialis Teknik Koleksi, Fotografi dan Identifikasi Ikan Laut ini. 
 
Selain jaring pantai, peneliti juga dapat mengambil spesimen menggunakan pancing. “Saya sebenarnya paling suka menggunakan pancing. Pancing sangat berguna pada daerah tertentu yang sulit dijangkau jaring. Selain itu mengasyikkan karena dapat diganti-ganti jenis pancingnya, ukuran mata pancingnya dll. Disesuaikan dengan target,” dia menuturkan. 
 
Keunggulan utama pancing, adalah mampu menjangkau kedalaman lautan, sehingga berpeluang lebih besar mendapatkan penemuan spesimen baru. Sebab, menurut dia spesimen jenis baru lebih banyak ditemukan di kedalaman laut yang lebih dari 150 m, daripada di pinggir pantai. “Saya yakin di Aceh juga banyak nelayan yang spesialis menangkap ikan pada kedalaman laut, dengan mengandalkan pancing,” katanya pada Online Training Course : Ichthyology & Fisheries Science (IFS) beberapa waktu lalu.
 
Sero tancap, yang biasanya dibuat dari rangkaian bilah bambu dan dipasang diantara terumbu karang dan lanun dinilai Teguh cukup baik untuk mendapatkan spesimen utuh dan jarang sekali rusak. Bagan apung, biasanya hanya menangkap ikan ekonomis. Bahkan lebih sempit lagi, hanya menangkap ikan pelagis kecil, dengan ukuran yang bervariasi. 
 
Namun, ada sisi unik bagan ini, karena spesimenikan yang dibuang biasanya lebih menarik secara ilmiah. Juga biasanya bagan ini dapat menangkap ikan-ikan famili tertentu seperti balistidae dan acanthuridae pada stadium-stadium tertentu. 
 
 
Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 131/15 April - 14 Mei 2023
 

 

 
Aqua Update + Headline Aquanews + Cetak Update +

Artikel Lain