Teknologi budidaya udang terus berkembang. Terakhir muncul aplikasi kombinasi probiotik dan prebiotik yang disebut sinbiotik sebagai upaya meningkatkan kinerja probiotik. Namun aplikasi dan manajemen probiotik harus tepat dosis, tepat waktu dan tepat aplikasi sehingga dapat mendukung usaha budidaya udang secara berkesinambangan.
Topik tersebut menjadi pokok bahasan pada webinar yang digelar perusahaan start up JALA yang didukung Forum Informasi Udang (FIB), baru-baru ini. Webinar yang dibuka Endra dari JALA dan sambutan dari founder FIB Baiturahman menampilkan dua pembicara yakni Prof Widanarni dari Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB dan Suprapto, Tim Teknis SCI yang juga konsultan tambak udang.
Prof Widanarni mengawali materinya dengan menjelaskan definisi probiotik, yakni mikroba hidup yang ditambahkan dan memberikan pengaruh menguntungkan bagi inangnya dengan memodifikasi komunitas mikroba; menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Lalu memperbaiki nilai nutrisi pakan dan memperbaiki kualitas lingkungan serta meningkatkan respons imun.
Pembicara selanjutnya Suprapto menguraikan, aplikasi dan problematika manajemen probiotik pada tambak udang. Menurut dia, petambak perlu probiotik guna mengurai sisa pakan, kotoran dan plankton mati. Lalu untuk menjaga keseimbangan mikroba (mikroflora), mengurangi kebutuhan air dan guna memenuhi tuntutan teknologi akan budidaya ramah lingkungan.datuk-lampung
