Kamis, 26 Januari 2023

Jangan Tunda Terapkan Biosekuriti pada Budidaya Anda!

Jangan Tunda Terapkan Biosekuriti pada Budidaya Anda!

Foto: Istimewa


Bogor (TROBOSAQUA). Penerapan biosekuriti dalam budidaya ikan saat ini sangat penting. Karena, biosekuriti dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan keberlanjutan suatu usaha. Menurut FAO (Food Agriculture Organisation), biosekuriti adalah istilah holistik yang mencakup kebijakan dan regulasi untuk melindungi pertanian (dalam arti luas), pangan dan lingkungan dari risiko biologis.

 


Bagaimana cara penerapan biosekuriti ? Rina, Dosen Politeknik AUP (Ahli Usaha Perikanan) Jakarta menyebut, prinsip dasar dalam pengaplikasiannya adalah isolasi, sanitasi dan desinfeksi; tindakan perlindungan terhadap efek merugikan yang diakibatkan oleh organisme seperti agen penyakit dan hama yang membahayakan bagi manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan.

 


Dan, penerapan biosekuriti pada kegiatan budidaya perikanan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, terang Rina, sekuen kegiatan budidaya, yang tentunya penerapan biosekuriti di pembenihan akan berbeda dengan pembesaran. Kedua, jenis ikan yang dibudidayakan dan metode yang digunakan.
“Misal, ikan hias yang dipelihara di akuarium akan berbeda penerapan biosekuritinya dengan yang dipelihara di kolam maupun di tambak. Begitu pula dengan metodenya, budidaya yang menerapkan sistem intensif, semi intensif maupun ekstensif akan berbeda pula biosekuritinya,” ucap Rina. Ketiga, teknologi budidaya yang diterapkan. Keempat, tempat dilakukan kegiatan budidaya.

 


Makanya, manajemen kesehatan yang baik seharusnya mampu menerapkan prinsip biosekuriti pada setiap tahapan produksi budidaya. Sebelum menerapkan dan memilah dimana seharusnya biosekuriti dilaksanakan, terdapat hal utama yang harus diperhatikan dalam penetapan biosekuriti. Yaitu; pembudidaya harus mampu mengidentifikasi sumber penyakit atau bahaya yang akan terjadi; analisis risiko, pengaruhnya terhadap usaha budidaya; barulah menetapkan biosekuriti yang diperlukan.

 


“Misal, telah diketahui bahwa air yang akan digunakan dalam kegiatan budidaya apabila tidak disaring atau difilter maka akan berdampak pada pertumbuhan ikan menjadi tidak sesuai target. Atau mungkin akan ada bakteri yang masuk. Lalu akan ada tranmisi penyakit,” urai Rina.

 


Kemudian, dilihat air tersebut bagaimana dampaknya pada usaha budidaya, apakah dapat menyebabkan usaha budidaya menjadi kolaps atau bangkrut. “Oleh karena itu, kita tetapkan biosekuriti yang diperlukan, diantaranya pemasangan filter, screening di aliran air masuk, dan seterusnya,” jelas Rina mengenai penetapan biosekuriti pada budidaya dalam webinar Akselarasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan melalui Industrialisasi Produk Inovasi dan Penyuluhan RIFAFEST 2022.

 


Sehingga, bila diterapkan dengan rapih, segudang peran biosekuriti dapat dirasakan dalam budidaya perikanan. “Kalau kita bisa menerapkan biosekuriti dengan mempuni, maka wadah budidaya atau wilayah budidaya tersebut menjadi bersih, aman, memadai untuk kegiatan budidaya,” kata Rina.

 


Lebih lanjut Rina menjelaskan, manfaat dari penerapan biosekuriti diantaranya; mengatasi tingginya angka kematian dalam budidaya; menjamin mutu produk; mengurasi resiko intruksi penyakit; meminimalisir penyebaran penyakit dalam area budidaya ke area baru dan mendukung kesehatan ikan. Selain itu, untuk melindungi investasi; melindungi dari penyakit baru; melindungi kesehatan manusia; zoonosis dan keamanan pangan. edt/dian

 
Aqua Update + Headline Aquanews + Cetak Update +

Artikel Lain