Tia Indahdiati, Mencintai Pekerjaannya

Tia Indahdiati, Mencintai Pekerjaannya

Foto: 


Sebagai satu satunya technical sales perempuan di PT Leong Hup Jayaindo, perempuan yang akrab disapa Tia ini merasa bangga. Tia pun bersyukur dikelilingi dengan orang – orang baik, semua sayang dengannya. “Tidak hanya itu, tiap hari saya menemukan pelajaran baru, senang juga bertemu orang – orang baru yang terus menambah wawasan dan pengalaman saya di tiap harinya,” akuinya. 
 
Sudah 7 tahun Tia bekerja, ia mengakui sangat mencintai pekerjannya. Pun selama disini sangat senang, karena semua karyawan baik – baik dan rasa kekeluargaanya sangat terasa. Dengan ini Tia juga memiliki harapan, karena ia menyukai ikan, saya ingin perikanan Indonesia maju. 
 
“Masih banyak hasil perikanan yang belum kita manfaatkan, masih banyak pembudidaya ikan yang minim ilmu tentang pemberian pakan. Saya berharap bisa terus berkontribusi di dunia perikanan, pun pembudidaya bisa berbudidaya dengan cara yang baik agar budidaya di Indonesia terus berkelanjutan,” ungkapnya.
 
Tidak kalah penting, disela kesibukannya Tia menyempatkan waktunya untuk berenang. Biasanya ia rutinkan tiap akhir pekan. Menurutnya renang adalah olahraga yang menyenangkan, berenang secara rutin juga dapat meningkatkan metabolisme, sehingga tubuh dapat membakar lebih banyak kalori. Selain untuk menjaga kesehatannya, Ia mengklaim renang juga bisa menghilangkan penat. sarah
 
Astuti
Pengabdian 15 tahun di KKP
Sejak 2008 Astuti bertugas menjadi penyuluh perikanan tenaga kontrak  yang kini  menjadi penyuluh perikanan bantu (PPB) yang sifatnya sama dengan tenaga honor pada umumnya di linkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Perempuan kelahiran 1979 ini telah mengabdi selama 15 tahun di KKP sebagai penyuluh perikanan.
 
Astuti bercerita, awal bekerja di 2008 honor yang ia terima hanya Rp1,2 juta per bulan. Hal tersebut tidak membuatnya patah arang untuk selalu ikhlas dalam menjalani pekerjaan dan pengabdiannya di masyarakat. Seiring berjalanya waktu, honor yang ia terima pun bertambah menjadi Rp 2,6 juta per bulan hingga TA 2022 yang lalu.
 
Berbagi suara dari sesama rekan-rekan PPB lainnya, Astuti menyebut adanya perhatian dan pertimbangan yang ingin ia bagi. Dimana, kebijakan pemerintah untuk menuntaskan tenaga honorer semakin terlihat di teman-teman penyuluh pertanian. “Dimana, mereka lebih dahulu mendapatkan status menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun tidak senasib dengan PPB yang ada di KKP,”ungkapnya sedih.
 
Astuti bercerita, formasi perekrutan penyuluh perikanan berstatus PPPK TA 2022 sangat minim di satminkal – satminkal KKP yang masih jauh dari jumlah PPB yang ada saat ini. “Saya berharap KKP membuka kembali formasi PPPK penyuluh perikanan di 2023 ini. Tujuannya, untuk mengubah status kawan kawan di PPB menjadi PPPK. Dan kita juga berharap dipermudah dalam perekrutannya mengingat PPB sudah banyak yang mengabdi hingga puluhan tahun di KKP,” pungkasnya.jader-karo
 

 
Aqua Update + Raut Wajah + Cetak Update +

Artikel Lain