TROBOS Aqua berkesempatan mewawancarai Mohamad Dimas Fandy Kusuma, Sales Supervisor di PT Tequisa Indonesia. Jebolan Budidaya Perairan IPB University yang sudah jalan 8 bulan bergabung di Tequisa ini, merasa optimis untuk bergabung dengan Tequisa. Ia melihat Tequisa selalu berupaya untuk memberikan teknologi terkini dengan tujuan meningkatkan efisiensi produksi akuakultur. “Dimana produk mampu membantu menekan biaya produksi (menghemat biaya listrik) dan optimalisasi lahan budidaya,” katanya yang akrab disapa Dimas ini.
Dimas juga merasa bersyukur bergabung di Tequisa. Karena baginya perusahaan ini selalu mencoba memberikan pelayanan optimal ke customer.
“Dimana saat ini pun Tequisa bangun sistem CRM (customer retention management) yang bertujuan untuk optimalisasi efisiensi kinerja sales dan mengarahkan sistem menuju "customer satisfaction". Hal ini sejalan dengan visi saya sebagai sales, kalau customer itu sangat bernilai bagi perusahaan. Jadi kami senang banget kalau dapat feedback dari customer, baik itu positif maupun negatif. Yang positif, kita tingkatkan, jika negatif, kita perbaiki,” jelasnya.
Dimas yang berasal dari Depok – Jawa Barat ini mengaku senang berkecimpung di dunia perikanan karena bisa mempraktikan ilmu yang didapatnya semasa kuliah. Dengan kesehariannya keliling mengunjungi tambak, memonitor, menganalisis, memberi masukan ke petambak, Dimas mengaku ia enjoy menjalankannya.
Terakhir Dimas menyampaikan harapannya, dengan ia berkontribusi di industri udang, Indonesia bisa ekspor udang ke Eropa. Dan, varietas udang windu dapat kembali diproduksi secara itensif dan menyebar ke seluruh nusantara. Sarah
Lilis Prasetiawati
Perempuan kelahiran Magetan – Jawa Timur, dengan panggilan akrabnya Lilis ini, menceritakan sedikit kesannya menjadi penyuluh perikanan. Sudah 11 tahun ia menjadi penyuluh perikanan di wilayah Kabupaten Tulungagung- Jawa Timur. Baginya, sangat menyenangkan dan banyakpengalaman yang didapatkan.
“Saya bisa mengembangkan dan menambah pengetahuan perikanan (budidaya dan pengolahan hasil perikanan) secara langsung dengan pelaku utama /pelaku usaha. Karena, dalam pekerjaan sehari-hari banyak langsung berhadapan dengan pelaku utama perikanan. Dan terlebihnya lagi, saya senang karena jadi banyak saudara dan teman yang mana di Tulungagung ini bukan kota asal saya,” ungkapnya.
Ditanya pendapat mengenai kondisi perikanan saat ini, Lilis mengungkapkan untuk perikanan air tawar baik ikan konsumsi dan ikan hias air tawar masih di kondisi lesu. Dikarenakan, tingginya harga pakan pabrikan dan harga konsumsi di tingkat pembudidaya yang masih belum ada kenaikan. Sehingga saat ini, pihaknya bersama pembudidaya berupaya bagaimana pakan bisa optimal untuk pencapaian FCR yang rendah, dan hasil akhir/panen tidak merugi.
Tentunya dengan terjun di dunia perikanan, perempuan lulusan Akademi Perikanan Sidoarjo – Jawa Timur ini memiliki harapan. “Harapannya, dengan tingginya potensi budidaya ikan air tawar seperti patin, gurami, dan lele, dapat diikuti inovasi. Yakni terkait manajemen pakan dan penanganan hama penyakit ikan untuk peningkatan produksi ikan air tawar. Dan, dapat menekan biaya produksi budidaya ikan air tawar yang saat ini sangat tinggi,” tutur perempuan yang memiliki hobi mendengarkan musik ini.sarah