Kamis, 15 Desember 2022

Jaga Momentum Investasi Udang

Hadapi resesi ekonomi global dengan efisiensi dan terus berinvestasi tambak udang
 


Saat pandemi mulai hilang, tantangan baru sudah siap membayangi. Para pelaku ekonomi dunia memprediksi pada 2023 akan terjadi resesi ekonomi global yang bisa berdampak tidak baik pada beragam bidang usaha termasuk budidaya tambak udang.

 


Prediksi Resesi
Melihat tantangan ini, Ketua Gabungan Perusaahaan Makanan Ternak (GPMT), Deny Mulyono, mengungkapkan, dari sisi industri pakan udang tuntutan pasar atas standard yang semakin tinggi, atas pakan yang berkelanjutan. Juga situasi dunia yang turut mempengaruhi pemenuhan kebutuhan bahan pakan yang kompetitif dan berkelanjutan, pabrikan pakan selalu menjalin kerjasama dengan organisasi atau pun institusi terkait untuk dapat memenuhi
tuntutan tersebut.

 


Lalu terkait resesi global, Deny menilai, akan berpengaruh pada usaha udang, mengingat saat ini pada negara-negara konsumen, Jaga Momentum Investasi Udang Hadapi resesi ekonomi global dengan efisiensi dan terus berinvestasi tambak udangfokus belanja mereka pada energi dan bahan bakar. Sehingga untuk pangan, banyak yang beralih pemenuhannya kepada kualitas yang tidak lagi premium atau bahkan tidak konsumsi kembali (hilang dari menu), salah satunya udang.

 


“Kita perlu tetap berbudidaya, padat tebar yang disesuaikan. Harapannya disaat pasar kembali meminta barang, kita dalam posisi siap dan tidak kehilangan momentum disaat permintaan pasar kembali menguat (bullish),” ujar Deny semangat. Hal senada diungkapkan Sekretaris Jenderal Shrimp Club Indonesia (SCI), Rizky Darmawan. Menurutnya, resesi global nanti bila terjadi pasti akan berpengaruh terhadap indutri udang nasional. Untuk mengantisipasi hal tersebut, petambak harus meningkatkan efisiensi operasional mereka dan menekan biaya.

 


Ia memprediksi harga penjualan masih bisa turun lebih dalam lagi dari level sekarang. “Bila dulu masih ada margin yang bisa menyelamatkan kegagalan di tambak udang, sekarang akan semakin sempit sehingga petambak harus berpikir panjang dan bermain lebih aman untuk menghindari kerugian,” ujar Rizky.

 


Sementara menurut Ketua SCI Lampung, Ali Kukuh, kalau bicara pengaruh resesi global terhadap udang nasional, sudah kita rasakan sekarang. Harga pakan dan obat-obatan naik, sementara harga jual udang menurun sehingga margin keuntungan terkoreksi banyak. Itupun jika tidak ada masalah. Kalau udang terserang penyakit dan SR (daya hidup) anjlok maka jelas kerugian yang diterima.

 


Jadi yang bisa dilakukan petambak, kata Ali, adalah berupaya secara optimal mengendalikan penyakit dan tidak jor-joran dalam kepadatan tebar benur. Ia melihatdi berbagai kawasan baru tambak udang, kawan-kawan melakukan tebar benur tinggi karena lingkungan perairannya masih bagus, tanpa dilengkapi tandon dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

 


Lalu baru beberapa siklus terjadi serangan penyakit sehingga semuanya kelabakan dan baru membangun tandon untuk sterilisasi air dan IPAL. “Padahal dari asosiasi, kami sudah senantiasa mewantiwanti agar menjalankan budidaya ramah lingkungan, setiap tambak

 

Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Livestock edisi 127/15 Desember - 14 Januari 2023

 
Aqua Update + Inti Akua + Cetak Update +

Artikel Lain