Budidaya Nila di Karo bisa mendatangkan pendapatan bersih hingga Rp 17 juga per siklusnya
Peluang usaha budidaya ikan nila sampai saat ini masih menguntungkan. Pernyataan ini dilontarkan seorang pembudidaya nila kepada TROBOS Aqua beberapa waktu yang lalu. Martinus Sembiring namanya, lokasi kolam budidaya nila miliknya berada di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo-Sumatera Utara.
Sejak 2020 ia telah menggeluti usaha budidaya nila dengan total luasan kolam 1 hektar (ha). Kolam tanah tersebut dibentuk dengan ukuran kolam 15 x 15 m² dan ditebar benih ikan nila sebanyak 3.000 ekor, ukuran benih 2-3 inci yang ia beli dari produsen swasta dengan harga per ekornya Rp 700.
Martinus Sembiring bercerita, benih 3.000 ekor hanya membutuhkan modal Rp 10 juta sampai panen. Hasil panen yang didapatkan 1 ton dan dijual dengan harga Rp 27 ribu/kilogram (kg). “Ada Rp 17 juta keuntungan per siklus panen,” urainya.
Pemeliharaan 6-7 Bulan
Martinus bercerita, masa pemeliharaan budidaya ikan nila miliknya 6-7 bulan pemeliharaan baru dapat dipanen dengan ukuran rata-rata ikan 3 ekor per kg. Bila dibandingkan di daerah dataran rendah, masa pemeliharaan ini tergolong lama.
Walaupun demikian adanya, tidak membuat semangatnya menurun sedikitpun untuk tetap melakukan kegiatan budidaya ikan nila. Bahkan ia akan menambah jumlah kolamnya dengan target luasan menjadi 3 ha untuk tahun yang akan datatang da.
“Pada 2023 saya berencana akan menambah luasan kolam kita menjadi 3 ha. Dan tetap kita bentuk kolamnya dengan ukuran 15 x 15 m2 dengan padat tebar 3.000 ekor per kolamnya,” ujarnya.
Antusiasme budidaya walau menghadapi masa pemeliharaan lebih lama diapresiasi Bambang Hendra Siswoyo, Dekan Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan. Karena menurutnya, tidak hanya waktu pemeliharaan yang mempengaruhi kesuksesan budidaya. Melainkan faktor-faktor lainnya yang juga harus diperhatikan.
Bambang menjelaskan, ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan; yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antaralain genetik, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal antara lain pakan dan faktor lingkungan.