Indramayu (TROBOSAQUA.COM). Kecamatan Kandanghaur, Losarang, dan Krangkeng menjadi sentra produksi garam rakyat di kabupaten Indramayu. Pada musim mereka memproduksi 300 kg hingga 700 kg perorang. Koperasi garam yang sudah berdiri di tempat itu memerlukan pinjaman modal, sehubungan sudah melakukan kontrak dgn PT Ceetham Garam Indonesia sebesar 1.000 ton garam kualitas tinggi.
Catur Pramono Adi, Dosen sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik KP Karawang menyampaikan catatan seputar petambak garam wilayah Indramayu diantaranya belum maksimalnya konsep pemberdayaan petambak garam. Kemudian standar harga garam yang tidak stabil. Segmen hilir pada produksi garam ini masih di dominasi oleh pemodal besar. Selain itu, implementasi dari perjanjian kerjasama memasarkan dgn dunia usaha dan dunia industri yang tidak sesuai. Impor garam yang tidak terkendali juga menyebabkan petambak garam resah. Kondisi itu menyebabkan melemahnya harga garam. Muncul pula fakta 70 % petani garam masih menggantungkan pemasaran produknya melalui tengkulak
Menindaklanjuti laporan dari masyarakat melalui asosiasi petambak garam diwujudkan dengan mengadakan FGD Umkm Subsistence Komoditas Garam Indramayu di Learning Bussines Centre di Indramayu yang diprakarsai oleh perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 September 2022 yang dibuka oleh Asisten Direktur Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bapak Gatot Kurniawan dan dihadiri oleh perwakilan dari Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Universitas Nahdhatul Ulama , Universitas Gajayana Cirebon, Politeknik KP Karawang, perwakilan Koperasi,dan UMKM di bidang usaha Garam.
Catur menjelaskan beberapa upaya yang harus ditidaklanjuti untuk menggairahkan petani garam dengan beberapa pendekatan. Pertama, Upaya pemungkinan dengan memfasilitasi petani garam inderamayu yang tergabung dalam Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan menggali potensi dalam masyarakat dan meningkatkan minat agar produksi garam rakyat semakin berkembang baik kualitas dan kuantitasnya.
Kedua, penguatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) petani garam di Inderamayu guna memperkuat kapasitas masyarakat (capacity building). Ketiga, berkaitan dengan interaksi antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu dengan lembaga eksternal atau elemen-elemen lain dimasyarakat demi kepentingan masyarakat terutama petani garam dalam memecahkan berbagai masalah.
Keempat, menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis yang dapat mendukung terjadinya perubahan positif pada masyarakat. Termasuk untuk mendapatkan ketrampilan dasar, seperti melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegoisasi, berkomunikasi dan mencari serta mengatur sumber dana.
Kelima, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap menjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.
Dosen mata kuliah Teknik Ekstraksi Sumberdaya Pesisir dan Laut - Aris Kabul Pranoto mengatakan Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, kawasan tambak dan industri garam di Desa Krangkeng, Kabupaten Indramayu bermaksud menjadikan Kawasan Pengembangan Inovasi Teknologi Garam dengan menerapkan teknologi hasil penelitiannya.
Alat itu berhasil mengubah garam krosok menjadi garam industri. Uji laboratorium menunjukkan kadar garam 99,35%. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu garam krosok hasil produksi petambak garam setempat menjadi garam industri dengan kualitas kadar garam diatas 99% untuk memasok kebutuhan garam industri yang kebutuhannya sangat besar di Indonesia.ist/ed/ntr