Penggunaan mini pelet udang dari Cargill dapat menjaga kualitas air lebih stabil, dan meningkatkan performa udang dari segi daya tahan dan pertumbuhan
Dalam acara Musyawarah Nasional Shrimp Club Indonesia (SCI) salah satu produsen pakan global yakni PT Cargill Indonesia turut memeriahkan acara tersebut. Tak hanya berpartisipasi Cargill mengenalkan beberapa inovasi produk andalannya kepada stakeholder industri udang Indonesia. Salah satu inovasi produk yang Cargill diperkenalkan adalah “Mini Pelet” yang merupakan pelet berukuran sangat kecil mulai dari 0,25 milimeter (mm) – 0,8 mm, dan diproduksi menggunakan teknologi Mikro Ekstruder.
Mini Pelet
Siam Chia Ye selaku Managing Director, Malaysia & Indonesia Cargill Aqua Nutrition menerangkan bahwa Cargill merupakan perusahaan pakan di dunia yang sudah berpengalaman di negara-negara lain. Pada kali ini, teknologi dan pengalaman di negara produsen udang lainnya seperti Ekuador dan lainnya kami bawa ke Indonesia untuk mendukung industri udang dalam negeri.
Salah satu inovasi yang hasilkan Cargill adalah memproduksi pelet dengan ukuran yang sangat kecil dan dapat membantu petambak dalam menjaga kesatabilan kualitas air budidayanya. “Tak hanya kecil, Mini Pelet ini di produksi untuk menjawab permasalahan petambak selama ini dalam penanganan kualitas air,” tambah Anwar Hasan selaku Commercial Lead Aqua & Shrimp Feed PT Cargill Indonesia.
Anwan menjelaskan, ,esuai dengan motto Cargill yakni “Early Nutrition” yang berarti kita harus memperhatikan asupan nutrisi sejak dini, dengan demikian pertumbuhan udang akan optimal. Maka dari itu, mini pelet ini hadir karena untuk meminimalisir penurunan kualitas air budidaya. Dengan teknologi mikro ekstruder hasilnya mini ielet ini lebih stabil di air dan tidak mudah larut yang menyebabkan kualitas air budidaya menurun.
Selain itu, Anwar lanjutkan, komposisi nutrisi pada mini pelet ini pun sudah dikombinasikan dengan imbuhan pakan. Yang fungsinya sebagai immunno – modulator untuk meningkatkan daya tahan udang. “Ada 3 varian produk Mini Pelet yang Cargill tawarkan pertama, Shirmp Feed Premium, Kedua Shirmp Feed Regular, dan Terakhir Shirmp Feed S,” ucapnya siang itu.
Lanjutnya, pada masing-masing produk tersebut memiliki kandungan yang berbeda. Tujuannya adalah agar petambak udang dapat memilih produk mana yang cocok untuk lokasi budidayanya. Seperti halnya, di Wilayah Indonesia bagian Barat rata-rata memilih premium, sedangkan untuk di Wilayah Indonesia Timur menggunakan yang reguler.
“Sebenarnya produk ini akan dilakukan rilis pada sebelum pandemi, kerena keterbatasan aktivitas maka hanya dilakukan soft launching saja 2 produk Shrimp Feed Premium dan Reguler. Dan pada acara Munas ini 1 produk lagi kami rilis,” ungkap Anwar.
Respon paera petambak, Anwar katakan, memberikan tangapan positif dan masukan terhadap adanya produk ini. Harapannya dengan adanya mini pelet ini dapat mendukung industri udang dalam negeri kedepannya.
Munas SCI
Terkait acara Munas SCI, Siam Chia Ye mengatakan acara ini merupakan acara yang besar dan ramai pengunjungnya. Tak hanya itu, para petambak yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia sehingga kami dapat mengenalkan produk inovatif ini kepada mereka.
Anwar menambahkan, pada acara Munas SCI kali ini sangat ramai dan terlihat antusias pengunjung dalam menghadirinya. Hal tersebut bisa dilihat yang hadir bukan hanya pemilik tambak saja, teknisi, dan manajer tambak dari berbagai daerah hadir di acara ini. Dan juga pada kelas–kelas seminar tempat pesertanya penuh bahkan sampai rela berdiri untuk mengikuti presentasi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan.
trobos/adv