Jebolan Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Diponegoro – Semarang ini memberikan pendapat bahwa di 2021 baginya merupakan tahun terpahit (titik nadhir) bagi dunia perikanan. Dimana, harga pakan ikan semakin melambung tinggi yang disebabkan kenaikan harga bahan baku pakan. Hal ini tidak diimbangi dengan kenaikan harga penjualan daging ikan.
“Selama ini harga ikan cenderung stagnan. Akibat hal tersebut, petani (pembudidaya) ikan banyak yang gulung tikar. Alasannya, semakin hari keuntungan budidaya yang diraih semakin menipis,” ucapnya yang akrab disapa Adnan ini.
Saat ini Adnan bekerja sebagai Sales Marketing Area Karesidenan Surakarta dan Karasidenan Madiun PT Tongwei Indonesia. Selama dua tahun bekerja ia merasakan keseruannya dan bersyukur selalu mendapatkan ilmu baru. Pun terlatih untuk menjadi fighter di tengah – tengah persaingan pemasaran yang kompetitif, karena bersaing langsung dengan 13 pabrik pakan yang lain.
Adnan juga memiliki harapan senada dengan visi PT Tongwei Indonesia “For a Better Life”. “Dengan berkontribusi bekerja di dunia perikanan saya berharap bisa terus ikut membantu meningkatkan taraf kehidupan para pembudidaya ikan ke arah yang lebih baik,” tegasnya.
Di luar kesibukannya berkutat di bisnis perikanan, laki-laki asli Semarang – Jawa Tengah ini mengungkapkan hobinya. Yakni kuliner ikan.
Dengan keseharian Adnan berkeliling ke pembudidaya, ia merasa tidak afdol bila tidak mampir menikmati kuliner khas daerah yang dikunjungi. Ia mengakui senang kuliner yang berbahan dasar ikan. Yang terkesan bagi Adnan adalah botok ikan patin di Sragen dan Botok ikan nila di Waduk Gajahmungkur. sarah